Kenaikan ekspor didorong oleh meningkatnya harga komoditas utama ekspor Indonesia, seperti batu bara dan CPO, yang masing-masing naik 16,93% (mtm) dan 4,74% mtm.
Merespons antusiasme masyarakat mengikuti program vaksinasi nasional, Wakil Ketua Fraksi PKS DPR, Mulyanto mendesak Pemerintah untuk menghitung neraca vaksin secara cermat.
Kabar gembira lainnya, kinerja ekspor periode Juni 2021 berhasil mencatatkan rekor baru sejak Agustus 2011 dengan mencatatkan angka sebesar USD18,55 miliar.
Peningkatan ekspor dan impor di bulan Juni menunjukkan aktivitas ekonomi terus pulih. Meski di tengah pandemi, performa neraca perdagangan Ri masih cukup impresif.
Sejak Mei 2020 sampai Juni 2021 ini neraca perdagangan kita selalu surplus. Ini kabar baik bahwa selama 14 bulan terakhir ini neraca perdagangan kita surplus.
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat kinerja neraca dagang pada bulan Mei surplus sebesar USD2,36 miliar ditopang dari kenaikan ekspor ke luar negeri sebesar USD16,60 miliar.
Secara kumulatif, selama Januari - April 2021, neraca perdagangan Jawa Timur (Jatim) mengalami defisit sebesar USD1,19 miliar. Hal ini disumbangkan oleh selisih perdagangan ekspor-impor
Neraca dagang Indonesia di bulan April 2021 kembali mencetak surplus, untuk menandai tren perbaikan selama 12 bulan beruntun. BPS mencatat surplus neraca dagang April mencapai USD2,19 miliar.
Kinerja ekspor diperkirakan tumbuh sekitar 43,5% (yoy), dimana kinerja ekspor ditopang oleh peningkatan harga komoditas ekspor seperti CPO dan bijih besi.
Neraca perdagangan Indonesia selama kuartal I/2021 mencatat surplus sebesar USD5,52 miliar, namun terhadap China masih membukukan defisit sebesar USD2 miliar.
Badan Pusat Statistik mecatat surplus neraca dagang Indonesia sangat tinggi dengan beberapa negara di Maret 2021, antara lain Amerika Serikat (AS), Filipina, dan India.