PT Pertamina (Persero) melalui anak usaha Pertamina NRE (PNRE), PT Badak LNG, telah berhasil menurunkan emisi karbon kurang lebih sebesar 3 ribu ton per tahun.
Sebagai entitas bisnis dan pelayanan publik, PLN harus sehat dan untung agar bisa berkontribusi bagi keuangan negara dan peningkatan kesejahteraan rakyat.
Beberapa hal yang perlu dipertimbangkan antara lain adanya risiko susut daya saat distribusi, serta biaya investasi jaringan yang sudah dikeluarkan oleh PLN.
Saat ini sekitar 4.000 pelanggan yang telah memasang PLTS Atap. Jumlah ini meningkat lebih dari 1.000% dibandingkan awal tahun 2018 yang hanya 350 pelanggan.
PLTS Terapung Cirata merupakan PLTS Terapung terbesar di ASEAN, dengan kapasitas 145 MWAc, yang akan beroperasi komersial (Commercial Operation Date) pada November 2022.
Dimulai sejak akhir 2020, PLTS Sei Mangkei yang dibangun oleh Pertamina NRE bekerja sama dengan PTPN III saat ini sudah mencapai perkembangan 89 persen dan ditargetkan untuk COD tahun ini.
Pengembangan Energi Baru Terbarukan (EBT) seperti solar panel (PLTS Atap) terus mendapat dukungan dari berbagai untuk peningkatan penggunaan EBT dengan energy mix sebesar 23% pada 2025.
Biaya investasi Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) telah mengalami penurunan secara signifikan, yang diyakini bakal membuat pemanfaatannya ke depan bakal semakin bertambah banyak.
Pemerintah menargetkan tambahan 38 GW kapasitas terpasang Energi Baru Terbarukan pada 2035 dengan mengoptimalkan pemanfaatan Pembangkit Listrik Tenaga Surya.
Guna meningkatkan bauran Energi Baru Terbarukan (EBT), PLN akan menghadirkan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Hybrid berkapasitas 1,3 Mega Watt peak (MWp)