Neraca perdagangan Jawa Timur (Jatim), secara kumulatif, selama Januari - Februari 2021 defisit sebesar USD389,26 juta. Hal ini disumbang dari selisih perdagangan ekspor-impor
Surplus neraca perdagangan diperkirakan paling lama hanya bertahan hingga semester I/2021 seiring pemulihan ekonomi di dalam negeri yang mendorong konsumsi.
Nilai tukar rupiah diprediksi menguat terhadap dollar AS (USD) pada hari ini dipengaruhi sentimen megastimulus AS dan surplusnya neraca perdagangan Indonesia.
Kinerja neraca perdagangan (NP) Indonesia mampu mengungguli AS dan China. Publikasi terbaru BPS, kinerja NP Indonesia surplus USD2,01 miliar pada Februari 2021.
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat neraca dagang Indonesia Februari 2021 mengalami surplus USD2 miliar, dimana menurut Kepala BPS Suhariyanto menjadi kabar sangat menggembirakan.
Neraca dagang pada bulan Februari diperkirakan bakal mengalami kenaikan alias surplus menjadi USD2,62 miliar, dari bulan sebelumnya sebesar USD1,96 miliar.
Peningkatan nilai ekspor tersebut cukup tinggi di tengah kontraksi pertumbuhan ekonomi. Ekspor nonmigas naik sebesar 12,5% sepanjang Januari 2021 menjadi penyubang terbesar surplus neraca perdangangan.
Ketua GPEI Benny Soetrisno mengatakan bahwa surplus yang terjadi sebenarnya bukan karena kinerja ekspor Indonesia sudah baik, namun karena impor turun.
Surplus perdagangan di Januari sebesar USD1,96 miliar dinilai tak terlalu mengejutkan karena konsensus sebelumnya berada di kisaran USD1,5 hingga USD2 miliar.
Neraca dagang Januari 2021 mengalami surplus sebesar USD1,96 miliar. Pencapaian surplus pada neraca dagang ini lebih tertolong akibat penurunan tajam impor.
Pengamat ekonomi dari INDEF Bhima Yudhistira menilai kinerja ekspor Indonesia di bulan Januari sejatinya ini kembali melorot, bahkan untuk pasar China.
Kenaikan IHSG sudah cukup tinggi meski masih ada potensi penguatan dalam jangka pendek. Pergerakan IHSG hari ini juga akan dipengaruh rilis neraca perdagangan.