Neraca perdagangan Indonesia Juli 2020 kembali surplus USD3,26 miliar, atau meningkat dibandingkan dengan surplus bulan sebelumnya yang sebesar USD1,25 miliar.
Ekonom Core Piter Abdullah menilai suprlus perdagangan menunjukkan aktivitas ekonomi justru mengalami penurunan, bukan pertanda sinyal ekonomi menguat.
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat neraca dagang Indonesia pada Juli 2020 tercatat surplus USD3,26 miliar. Surplus ini jauh lebih besar dibandingkan Juni 2020
Ekonom memproyeksi, neraca perdagangan bulan Juli diperkirakan akan membukukan surplus sebesar USD1,24 miliar, sedikit lebih rendah dibanding surplus pada bulan sebelumnya
Kinerja perdagangan Mei dan Juni 2020 menunjukkan angka yang menggembirakan. Di tengah lesunya perekonomian sebagai dampak pandemi Covid-19, kinerja perdagangan justru mengalami surplus.
Menteri Keuangan Sri Mulyani optimistis ekonomi mulai bangkit apabila melihat neraca perdagangan surplusnya neraca perdagangan akibat dari turunnya kegiatan impor.
Bhima Yudistira menilai kinerja perdagangan bulan Juni yang mencatatkan surplus sebesar USD1,27 miliar adalah angin segar. Namun, neraca itu tetap diwaspadai.
Badan Pusat Statistik mencatat neraca dagang Indonesia pada Juni tercatat surplus USD1,27 miliar. Surplus terjadi karena nilai ekspor lebih besar dari impor.
Kementerian Perdagangan (Kemendag) terus berupaya mendobrak pasar ekspor produk pangan olahan untuk meningkatkan neraca perdagangan Indonesia di kuartal II.
BI akan memperkuat sinergi kebijakan dengan Pemerintah dan otoritas terkait untuk meningkatkan ketahanan eksternal, termasuk prospek kinerja neraca perdagangan.
BPS mencatat, neraca perdagangan pada Mei 2020 mengalami surplus sebesar USD2,1 miliar. Surplus itu kurang menggembirakan karenakan eskpor turun tajam.
Penurunan impor yang lkebih dalam ketimbang penurunan ekspor diperkirakan membuat neraca perdagangan bulan Mei akan membukukan surplus sebesar USD697 juta.
Meskipun defisit, neraca perdagangan Indonesia Januari-April 2020 tetap surplus USD2,25 miliar, lebih tinggi dibandingkan capaian periode yang sama tahun sebelumnya, defisit USD2,35 miliar.
kinerja sektor industri pengolahan turun tajam -12,2% dibanding bulan sebelumnya, yang mengindikasikan perusahaan manufaktur menurunkan kapasitas produksinya.