Rencana revisi Permen ESDM No 49/2018 dinilai lebih fokus pada pertimbangan aspek ekonomi-bisnis, dan belum memenuhi aspek strategis lainnya secara harmonis.

PT Pertamina (Persero) melalui anak usaha Pertamina NRE (PNRE), PT Badak LNG, telah berhasil menurunkan emisi karbon kurang lebih sebesar 3 ribu ton per tahun.

Sebagai entitas bisnis dan pelayanan publik, PLN harus sehat dan untung agar bisa berkontribusi bagi keuangan negara dan peningkatan kesejahteraan rakyat.

Beberapa hal yang perlu dipertimbangkan antara lain adanya risiko susut daya saat distribusi, serta biaya investasi jaringan yang sudah dikeluarkan oleh PLN.

Pemerintah perlu mewaspadai ketahanan APBN terkait dengan rencana pengembangan PLTS Atap seperti yang tertulis dalam draf RUU Energi Baru Terbarukan.

Terlepas tujuannya untuk mendorong pengembangan EBT di dalam negeri, revisi regulasi PLTS Atap dinilai berpotensi merugikan PLN dan para pelanggannya.

Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menargetkan 70 MWp PLTS Atap akan terpasang pada akhir tahun 2021.

Saat ini sekitar 4.000 pelanggan yang telah memasang PLTS Atap. Jumlah ini meningkat lebih dari 1.000% dibandingkan awal tahun 2018 yang hanya 350 pelanggan.

PLTS Terapung Cirata merupakan PLTS Terapung terbesar di ASEAN, dengan kapasitas 145 MWAc, yang akan beroperasi komersial (Commercial Operation Date) pada November 2022.

Kementerian ESDM menyatakan total potensi EBT saat ini mencapai 417 GW dan sekitar 50% memang berasal dari potensi energi surya.

PMSE mengumumkan bahwa PLTS Terapung Cirata, Purwakarta, Jawa Barat telah mencapai kesepakatan pendanaan dari tiga lembaga keuangan internasional.

PT Pertamina (Persero) terus meningkatkan komitmennya dalam mendorong perluasan program Energi Baru Terbarukan (EBT) di dalam bisnisnya

Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Atap belakangan ini menjadi primadona, baik untuk kebutuhan energi masyarakat maupun industri.

Dimulai sejak akhir 2020, PLTS Sei Mangkei yang dibangun oleh Pertamina NRE bekerja sama dengan PTPN III saat ini sudah mencapai perkembangan 89 persen dan ditargetkan untuk COD tahun ini.

PLTS Sei Mangkei diperkirakan dapat memproduksi listrik hingga 1,5 GW dalam setahun dan menurunkan emisi gas rumah kaca (GRK) 1,4 ton setara CO2.

PT Ferron Par Pharmaceuticals menggandeng Cikarang Listrindo mengembangkan energi terbarukan melalui pembangunan PLTS terbesar yang ada di Cikarang.

Pengembangan Energi Baru Terbarukan (EBT) seperti solar panel (PLTS Atap) terus mendapat dukungan dari berbagai untuk peningkatan penggunaan EBT dengan energy mix sebesar 23% pada 2025.

Biaya investasi Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) telah mengalami penurunan secara signifikan, yang diyakini bakal membuat pemanfaatannya ke depan bakal semakin bertambah banyak.

Pemerintah menargetkan tambahan 38 GW kapasitas terpasang Energi Baru Terbarukan pada 2035 dengan mengoptimalkan pemanfaatan Pembangkit Listrik Tenaga Surya.

Sekjen DEN Djoko Siswanto melakukan penandatanganan nota kesepahaman kerja sama PLTS atap antara Setjen DEN, SKK Migas, PT LEN, dan Bank Mandiri.