Menteri ESDM, Arifin Tasrif menyebut, peralihan Blok Rokan dari dari PT Chevron Pacific Indonesia (CPI) ke PT Pertamina (Persero), menjadi tonggak sejarah industri hulu migas.
erhitung sejak 9 Agustus 2021, operasional Blok Rokan beralih dari PT Chevron Pacific Indonesia (CPI) ke PT Pertamina Hulu Rokan (PHR), anak usaha Pertamina.
Dalam hitungan jam, tepatnya selepas tengah malam ini, Blok Rokan akan beralih dari Chevron Pacific Indonesia (CPI) menjadi bagian dari aset Pertamina.
Mulai Senin (9/8/2021) pukul 00.01, Pertamina Hulu Rokan secara resmi akan menjadi operator Blok Rokan, blok minyak legendaris yang pernah memproduksi minyak 1 juta bph di masa lalu.
Dirut PT Pertamina Hulu Rokan Jaffee A Suardin memastikan, hingga Sabtu persiapan alih kelola WK Rokan telah mencapai 99,5% dan seluruh tahapan dari 9 program transisi telah dilaksanakan.
TGI akan memberikan jasa pengangkutan gas melalui pipa transmisi kepada PHR selaku operator Wilayah Kerja (WK) Rokan terhitung mulai tanggal 9 Agustus.
PT Pertamina Hulu Rokan (PHR) akan resmi mengambil alih pengelolaan Blok Rokan, RIau, mulai tanggal 9 Agustus 2021 dari PT Chevron Pacific Indonesia (CPI).
Proses transisi Blok Rokan dari CPI ke PHR yang berjalan lancar diyakini mendukung upaya menjaga tingkat produksi blok yang berkontribuasi sekitar 23% dari produksi nasional tersebut.
Mewarisi blok migas dengan kontribusi minyak terbesar di dalam negeri, PHR diminta siap menjaga produksi karena kinerja blok ini akan menjadi perhatian publik dan pengambil kebijakan.
Menjelang penyerahan Blok Rokan ke PT Pertamina Hulu Rokan (PHR) pada 9 Agustus 2021, PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) memutuskan mengakuisisi saham PT MCTN.
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif meminta PLN menjaga pasokan listrik Blok Rokan setelah resmi mengambil alih pengelolan pembangkit listrik.
Blok Rokan merupakan penyumbang 25% dari total produksi minyak nasional sehingga pasokan listrik ke blok tersebut tak boleh terhenti dan mengganggu produksi.