Ukraina memandang Semenanjung Crimea sebagai pusat militer utama dan target sah untuk persenjataan jarak jauh yang dipasok oleh Barat.

Namun, Ukraina akui senjata yang dimilikinya saat ini tak ada yang mampu menjangkau jembatan penghubung Crimea dengan daratan Rusia tersebut.

Jika ini dilakukan oleh negara anggota NATO, ini berarti konflik dengan seluruh aliansi Atlantik Utara Perang Dunia Ketiga. Sebuah bencana total, kata Medvedev.

Selain memasok senjata berat ke Kiev, AS juga memutuskan untuk memberikan laporan intelijen bahwa pasukan Ukraina perlu menyerang sejumlah sasaran di Crimea.

Ombudsman hak asasi manusia Rusia telah berjanji untuk menyelidiki informasi bahwa beberapa perwira Crimea, yang ditahan di Ukraina, diduga telah ditetapkan oleh otoritas Kiev sebagai tidak dapat ditukar

Ukraina tak mau ketinggalan Rusia yang telah menggelar latihan perang besar-besaran termasuk manuver rudal canggih.

Natalia Poklonskaia ditunjuk Putin jadi Dubes Rusia untuk Cape Verde, namun batal berangkat karena diburu Ukraina.

Rusia mencaplok Crimea dari Ukraina pada tahun 2014 setelah penggulingan presiden negara itu yang bersahabat dengan Kremlin.

Menurut Kremlin, Crimea tidak dianeksasi Rusia tapi referendum rakyatnya yang memilih pisah dari Ukraina dan gabung dengan Rusia.

Rusia memperingatkan Inggris untuk tidak lagi mengarungi kapal perangnya di dekat Crimea yang dicaplok Moskow kecuali jika Inggris ingin para pelautnya terluka.

Tegang atas latihan perang NATO di Laut Hitam membuat Rusia mengirim kapal perang Admiral Essen yang dilengkapi rudal jelajah Kalibr.

Kementerian Luar Negeri Rusia menuturkan, pihaknya akan memanggil Duta Besar Inggris di Moskow, terkait dengan insiden di Laut Hitam, dekat Crimea.

Kapal perang itu diusir ke perairan netral oleh aksi bersama Angkatan Laut dan Angkatan Udara Rusia.

Moskow menyebut penempatan kapal perang Amerika Serikat (AS) di Laut Hitam sebagai provokasi yang dirancang untuk menguji Rusia.

Ukrina sebut Rusia jadikan Crimea sebagai tempat penyebaran senjata nuklir.

Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada Selasa (8/12) mengadopsi resolusi menyeru Rusia mengakhiri pendudukan di Crimea dan mundur dari Ukraina.

Rusia menuduh Amerika Serikat (AS) dan NATO sengajaa memprovokasi ketegangan di wilayah Laut Hitam dengan meningkatkan kehadiran pesawat pembom dan pengintai.

Langka, tiga pesawat pembom berkemampuan nuklir AS terbang di atas wilayah udara Ukraina dan mendekati Crimea.