Sejalan dengan tagline Yayasan Dharma Bhakti Astra (YDBA), Semangat Kolaborasi Wujudkan Harapan, YDBA terus berupaya melakukan kolaborasi dengan berbagai pihak, baik internal Grup Astra maupun eksternal....
Saat mayoritas sektor industri manufaktur di Indonesia mengalami tekanan likuiditas, PT Mark Dynamics Indonesia Tbk mencatat kinerja keuangan yang cemerlang.
Industri manufaktur non-migas masih terkontraksi 4,02%. Subsektor industri manufaktur masih mengalami pelemahan terutama yang mengandalkan pasar ekspor.
Industri manufaktur tanah air perlahan mulai bangkit kembali di tengah tekanan berat akibat dampak pandemi Covid-19. Pergerakan tersebut tercermin dari PMI manufaktur di bulan Oktober.
Ketidakpastian berlangsungnya pandemi ini dan juga ketiadaan vaksin yang efektif, dapat menahan permintaan dan aktivitas ekonomi tetap lesu pada bulan-bulan ke depan.
Kementerian Perindustrian mengungkapkan bahwa ekspor nonmigas dari industri pengolahan sepanjang Januari-September 2020 tercatat sebesar USD94,36 miliar.
Kinerja industri manufaktur mulai merangkak naik pada kuartal III/2020 meski masih dalam tekanan dampak pandemi Covid-19 dengan pemberlakuan Adaptasi Kebiasaan Baru.
Total kebutuhan garam untuk bahan baku sektor manufaktur belum sepenuhnya dapat dipenuhi oleh industri pengolahan garam dalam negeri, sehingga dilakukan impor.
Pemerintah akan fokus meningkatkan kualitas industri manufaktur dalam pemulihan ekonomi nasional. Pasalnya, sektor itu berkontribusi besar terhadap PDB RI.
Berdasarkan data Manufacturing Purchasing Managers Index (PMI) kegiatan ndustri manufaktur RI pada Agustus 2020 mengalami penurunan dibandingkan bulan sebelumnya.
IHS Markit mencatat Purchasing Managers Index (PMI) Manufaktur Indonesia turun hampir empat poin dari 50,8 pada bulan Agustus menjadi 47,2 pada September.
Purchasing Managers Index (PMI) Manufaktur Indonesia di bulan Agustus yang berada pada level 50,8 diyakini menunjukan bahwa industri manufaktur sedang mengalami pertumbuhan.
Melihat peningkatan indeks PMI, Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani mengatakan PMI Indonesia lebih baik dibandingkan negara lainnya seperti Thailand dan Malaysia.
Perang dagang (trade war) antara Amerika dan China memang telah menyebabkan krisis global. Namun, kondisi tersebut justru dinilai menguntungkan bagi industri manufaktur dalam negeri.
Rupiah bisa saja menguat kalau tekanan pelemahan ke dolar AS kembali membesar. Senin ini rupiah mungkin bergerak melemah dengan potensi di 14.650-14.850.
Pada kuartal II tahun 2020, industri pengolahan nonmigas terkontraksi 5,74%. Namun demikian, kontribusinya terhadap PDB masih terbesar dengan capaian 17,83%.