Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan, perekonomian dunia pada kuartal selanjutnya masih bergantung bagaimana penanganan terhadap wabah Covid-19.
Perkembangan pandemi yang belum sepenuhnya terkendali menyebabkan perekonomian global masih dibayangi risiko peningkatan beban utang, kemiskinan dan ketimpangan.
Kementerian Keuangan (Kemenkeu) melaporkan kerugian ekonomi yang dialami seluruh negara di dunia akibat pandemi Covid-19 cukup besar mencapai USD15 triliun.
Didorong perbaikan ekonomi Tiongkok dan Amerika, perekonomian global secara bertahap mulai membaik. Sedangkan kinerja perekonomian Eropa, Jepang, dan India belum kuat.
Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati menyadari pemulihan ekonomi yang dilakukan pemerintah dalam upaya penanganan Covid-19 masih terlalu awal.
Bank Indonesia menilai perekonomian global mulai menunjukkan tanda-tanda perbaikan setelah mengalami tekanan berat pada triwulan II 2020 akibat dampak pandemi.
PNM meraih penghargaan Governance, Risk, and Compliance and Performance Excellence Award 2020 untuk kategori The Best GRC Overall for Corporate Governance & Performance 2020 predikat bintang lima.
Ekonom CORE Indonesia menyebut dampak Covid-19 di berbagai belahan dunia menyebabkan ekonomi global tahun ini mengalami kontraksi terdalam sejak Perang Dunia II.
Anggota negara-negara G20 merapatkan barisan merespons ancaman resesi ekonomi global akibat lemahnya pemberian stimulus akibat dampak pandemi Covid-19.
Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo menilai kontraksi perekonomian global bakal berlanjut dan pemulihannya lebih lama dari perkiraan sebelumnya.
Dana Moneter Internasional atau IMF memperkirakan resesi ekonomi global akibat pandemi Covid-19 pada tahun ini akan lebih buruk dibandingkan prediksi sebelumnya.
Meski ketidakpastian pasar keuangan global menurun seiring penyebaran COVID-19 yang melandai, kontraksi ekonomi global diperkirakan masih akan terus berlanjut.
BPS mencatat neraca perdagangan Indonesia pada Mei mengalami surplus sekitar USD2,1 miliar, karena penurunan nilai impor yang sangat tajam dibanding ekspor.
Pandemi Covid-19 telah menekan konsumsi dan investasi di hampir seluruh negara. Bahkan pandemi telah menekan sektor keuangan, komoditas, perdagangan global, rantai pasokan, perjalanan, dan pariwisata.