Wall Street berakhir dengan penurunan tipis pada perdagangan Rabu (22/6/2022) waktu setempat setelah digoyang saham-saham energi dan komentar bos The Fed.
Tige indeks utama Wall Street ditutup melejit lebih dari 2% pada perdagangan hari Selasa waktu Amerika Serikat di tengah kebijakan The Fed membendung inflasi.
Ada beberapa dampak yang perlu diwaspadai dari kenaikan suku bunga The Fed, mulai dari pelarian modal, penurunan nilai tukar rupiah hingga penyaluran kredit.
Kebijakan The Fed membuat nilai tukar rupiah diprediksi semakin melemah terhadap dolar Amerika Serikat (USD) dan level psikologis Rp15.000 per USD kian dekat.
Harga minyak mentah mengalami penurunan pada perdagangan Jumat pagi (17/6) di tengah kekhawatiran pertumbuhan ekonomi global yang membebani pasar menyusul sentimen suku bunga.
Jelang pengumuman bank sentral Amerika Serikat soal kenaikan suku bunga, tiga indeks utama Wall Street dibuka menguat pada perdagangan Rabu (15/6/2022).
Harga emas di bursa derivatif terus melaju pada perdagangan pagi ini menyusul langkah Fed yang menaikkan suku bunga 50 basis poin demi meredam gejolak inflasi.
Kekhawatiran wabah Covid-19 di China masih membebani pasar ekuitas di AS karena hal itu dapat mengancam permintaan di tengah kenaikan suku bunga Fed yang agresif.
Pada perdagangan akhir pekan, Jumat (22/4/2022), nilai tukar rupiah terhadap dolar turun 17 poin ke level Rp14.361, setelah sebelumnya juga menurun Rp14.344.
Berdasarkan data Bloomberg, rupiah melemah -23 poin atau -0,16% di Rp14.367 per 1 dolar AS. Pasar uang di kawasan Asia Pasifik kompak tertekan atas dolar AS.
Nilai tukar (kurs) rupiah hari ini ditutup melemah 11 poin di level Rp14.359 setelah sebelumnya juga mengalami penurunan di Rp14.348 imbas kebijakan The Fed.
Imbas yang paling dikhawatirkan dari kebijakan The Fed mengerek suku bunga ialah keluarnya investor asing dari pasar modal utamanya terkait investasi portofolio.