Tanpa tindakan lebih lanjut, embargo selama 13 tahun itu akan berakhir pada pertengahan Oktober, memungkinkan Iran untuk membeli dan menjual senjata konvensional tanpa batasan PBB.
AS mengatakan negara-negara Eropa akan membuat pilihan antara memberikan suara untuk teror atau memberikan suara untuk perdamaian dan keamanan di dunia.
Ini adalah langkah terbaru AS untuk dapat memenangkan lebih banyak dukungan di DK PBB tetapi tidak mungkin untuk mengatasi oposisi dengan veto power seperti Rusia dan China.
Dewan Kerjasama Teluk (GCC) meminta PBB untuk memperpanjang embargo senjata internasional terhadap Iran, sebuah langkah yang didorong kuat oleh Amerika Serikat.
Duta Besar AS untuk PBB, Kelly Craft mengatakan, AS berharap Rusia dan China tidak menjadi sponsor bersama dari negara nomor satu yang mensponsori terorisme.
Menteri Luar Negeri AS, Mike Pompeo mengatakan, AS akan memperkenalkan resolusi Dewan Keamanan (DK) PBB untuk memperpanjang embargo senjata PBB terhadap Iran.
AS mengatakan akan terus berusaha untuk bisa memperpanjang embargo senjata itu dan kegagalan untuk melakukannya akan membuat konflik regional menjadi lebih buruk.
Para pemimpin Prancis, Jerman dan Italia untuk pertama kalinya mengancam akan memberikan sanksi kepada negara-negara yang terus melanggar embargo senjata PBB di Libya.
Duta Besar Saudi untuk PBB, Abdallah Al-Mouallimi mengatakan bahwa mungkin sulit untuk membujuk anggota tetap Rusia dan China untuk menyetujui perpanjangan embargo.
Iran menyatakan, embargo senjata adalah kunci dari kelangsungan kesepakatan nuklir, yang saat ini memang melemah setelah AS keluar dari kesepakatan yang diteken tahun 2015 itu.
Pompeo mengatakan, kegagalan untuk memperpanjang embargo senjata terhadap Iran akan mendorong dunia, termasuk Riyadh, New Delhi, Roma dan Warsawa, ke dalam garis bidik Iran.
Para pejabat Arab Saudi dan Amerika Serikat (AS) mendorong komunitas internasional memperpanjang embargo senjata Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada Iran.