Fantasia Holdings Group Co. Ltd gagal membayar bunga obligasi sebesar USD205,7 juta atau setara Rp2,9 triliun yang telah jatuh tempo pada Senin (4/10/2021).
Memasuki kuartal IV/2021, pasar diproyeksikan optimis seiring harapan akan ada peningkatan pertumbuhan ekonomi di tengah kekhawatiran atas tekanan inflasi.
Perusahaan raksasa properti China, Evergrande kembali melewati tenggat waktu pembayaran bunga obligasi kepada investor luar negeri. Hal ini yang kedua kalinya dalam satu minggu terakhir.
Hantaman krisis listrik telah mengakibatkan pabrik-pabrik tutup di seluruh negeri sehingga ancamannya jauh lebih besar terhadap ekonomi dibandingkan Evergrande.
Pemerintah Beijing mendorong BUMN dan pengembang properti yang didukung negara seperti China Vanke Co Ltd untuk membeli beberapa aset milik Evergrande Group.
Raksasa perbankan dunia ramai-ramai memangkasa proyeksi pertumbuhan ekonomi China, seiring kekhawatiran atas nasib Evergrande yang terlilit utang jumbo dan krisis energi yang melanda.
Perusahaan raksasa investasi multinasional Amerika Serikat BlackRock Inc mengincar peluang obligasi Evergrande di tengah krisis utangnya yang mengkhawatirkan.
Belum usai masalah keuangan Evergrande, kini krisis energi melanda China. Warga di wilayah timur laut China mengalami pemadaman listrik mencakup 3 provinsi yakni Liaoning, Jilin dan Heilongjiang.
Saham anak usaha China Evergrande, New Energy Vehicle Group Ltd, anjlok sebesar 26% pada perdagangan bursa hari ini menyusul proyeksi tekanan arus kas.
Pihak berwenang China meminta Pemda menyiapkan kemungkinan runtuhnya Evergrande, mendesak mereka untuk mencegah kerusuhan dan mengurangi efek pada perekonomian.
Evergrande terjadi di China bukan karena harga properti hancur, tapi karena pemerintah melihat perkembangan properti terlalu cepat dan harga naik signifikan.
Evergrande meminjam uang dari bank dan pemerintah dan juga menjual produk investasi kepada orang-orang biasa guna mengumpulkan dana untuk proyek-proyeknya.
Perdagangan di bursa saham AS sepekan terakhir sempat menurun tajam dibayangi kekhawatiran investor soal gagal bayar utang Evergrande dan tapering The Fed.
Investor dibiarkan dalam bayang-bayang ketakutan setelah raksasa properti China, Evergrande melewati tenggat waktu pembayaran bunga obligasi USD83,5 Juta.
Bursa saham Amerika Serikat atau Wall Street dibuka menguat pada perdagangan Kamis pagi waktu menyusul harapan krisis Evergrande Group di China mereda.
Krisis Evergrande kalaupun ada imbas terhadap pasar modal Indonesia tentunya akan berdampak secara tidak langsung karena hanya terjadi kepanikan pasar saja.