BMKG memprediksi hujan yang terjadi di musim kemarau atau kemarau basah akibat fenomena La Nina berpotensi berlanjut di bulan Agustus hingga September 2024.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprakirakan puncak musim kemarau di sebagian besar wilayah Indonesia terjadi pada Juli dan Agustus 2024.
Pemerintah diingatkan jelang puncak musim kemarau pada Juni, Juli, dan Agustus, yakni karhutla. Penegasan ini disampaikan oleh Bambang Haryo Soekartono (BHS).
BMKG memprediksi peralihan musim dari musim hujan ke musim kemarau berlangsung secara bertahap, di mana terjadi dimulai pada Mei 2024 hingga beberapa bulan ke depan.
Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati menegaskan, cuaca panas yang terjadi di Indonesia akhir-akhir ini bukanlah akibat gelombang panas atau heat wave.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprediksi sebagian besar wilayah Indonesia atau sebanyak 63,66% Zona Musim akan memasuki periode musim kemarau pada Mei hingga Agustus 2024.
Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Bandung mengungkapkan wilayah Jawa Barat tengah memasuki peralihan musim atau pancaroba jelang musim kemarau.
BMKG mengimbau pemerintah dan masyarakat mengantisipasi kemungkinan dampak musim kemarau terutama di wilayah yang mengalami sifat musim kemarau bawah normal.
BMKG membeberkan sejumlah wilayah yang berpotensi terjadinya karhutla pada puncak musim kemarau yang terjadi pada periode bulan Juli hingga Agustus 2024.
Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Dwikorita Karnawati memprediksi puncak musim kemarau terjadi pada periode Juli hingga Agustus 2024.
Cuaca panas dan kemarau kering menjadi tantangan sektor pertanian. Meskipun demikian, para petani kacang tanah di Kabupaten Pati, Jawa Tengah mengaku masih mendapatkan keuntungan di masa tanam ketiga....
Calon Presiden (Capres) yang diusung Partai Perindo, Ganjar Pranowo mendapatkan aspirasi masyarakat Kabupaten Bekasi soal air bersih yang minim untuk pertanian.
Sebuah penelitian mengungkap fenomena kekeringan dan panas ekstrem diperkirakan akan terjadi terus menerus dan lebih awal di benua Eropa dibandingkan perkiraan sebelumnya,
Pasca kemarau panjang, hujan deras mengguyur sebagian Kota Yogyakarta, Selasa(14/11). Permukiman warga di Iromejan, Klitren, Gondokusuman tergenang banjir.