Ketegangan antara Serbia dan Kosovo kembali memanas. Konflik itu menimbulkan kekhawatiran bagi negara-negara di Eropa karena mereka juga dipusingkan dengan perang Ukraina-Rusia.
Sedikitnya 25 tentara misi Penjaga Perdamaian Internasional pimpinan NATO di Kosovo (KFOR) terluka pada Senin (29/5/2023). Mereka terluka dalam bentrokan dengan demonstran Serbia.
NATO mendesak Kosovo untuk mengurangi ketegangan dengan Serbia. Seruan ini muncul sehari setelah pemerintahnya secara paksa mengakses gedung kota untuk melantik walikota di daerah etnis Serbia.
Rusia mengatakan, pihaknya mengawasi dengan prihatin setelah bentrokan sengit antara polisi Kosovo dan pengunjuk rasa yang menentang walikota etnis Albania.
Presiden Serbia Aleksandar Vucic menuduh otoritas etnis Albania di provinsi Kosovo yang memisahkan diri mencoba memprovokasi perang di mana NATO sekali lagi akan memihak mereka.
Presiden Serbia Aleksandar Vucic menuding Perdana Menteri (PM) Kosovo Albin Kurti sedang mencoba memerankan korban dan menggambarkan dirinya sebagai Zelensky baru.
NATO mendesak semua aktor di Kosovo untuk berkoordinasi dengan misi penjaga perdamaiannya di negara itu (KFOR). Langkah ini perlu dilakukan untuk memastikan keamanan.
Pemerintah Serbia secara resmi mengajukan petisi kepada misi penjaga perdamaian KFOR untuk mengembalikan hingga 1.000 polisi ke provinsi Kosovo yang memisahkan diri.
Pemerintah etnis Albania di Kosovo menandatangani permohonan resmi untuk bergabung dengan Uni Eropa (UE) pada hari Rabu (14/12/2022), menyebutnya sebagai babak baru untuk Pristina.
Pihak berwenang Kosovo mengirim pasukan khusus kepolisian ke wilayah utara setelah negosiasi yang gagal dengan Serbia untuk menunda kebijakan kontroversial Pristina tentang pelat mobil.