Dedolarisasi belakangan ini ramai diperbincangkan para pemangku kebijakan di berbagai negara. Terlebih setelah negara yang tergabung dalam aliansi BRICS yang akan menciptakan mata uang baru.
North Atlantic Treaty Organization (NATO) adalah aliansi pertahanan militer yang terdiri dari negara-negara anggota yang berkomitmen saling membantu dan mempertahankan keamanan bersama.
Gubernur Bank Indonesia atau BI, Perry Warjiyo mengatakan, proyeksi ekonomi Dunia tahun ini lebih baik ditopang oleh pertumbuhan ekonomi negara berkembang yang lebih kuat.
Jumlah negara berkembang yang berisiko mengalami krisis utang menjadi sorotan. Berikut daftar negara-negara yang menghadapi krisis utang atau telah gagal membayar pinjaman internasional.
China menghabiskan USD240 miliar atau setara Rp3,6 kuadriliun atau tepatnya Rp3.609 triliun untuk menyelamatkan 22 negara berkembang sepanjang periode dari 2008 hingga 2021.
Negara-negara berkembang akan terdampak paling parah oleh krisis energi global karena harus menanggung harga impor yang lebih tinggi dengan mata uang mereka yang lebih lemah.
Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres berjanji membantu Rusia menyumbangkan sekitar 300 ribu ton pupuk yang terdampar di pelabuhan Eropa ke negara-negara berkembang.
Rusia siap memberikan 300.000 ton pupuk kepada negara-negara berkembang secara gratis. Pupuk itu saat ini menumpuk di pelabuhan Uni Eropa karena sanksi Barat.
Deputi Bidang Pelayanan Penanaman Modal, Kementerian Investasi/BKPM, Ahmad Idrus mengatakan, Indonesia dengan kekayaan alam yang melimpah punya potensi besar menjadi negara maju.