Investor perlu meningkatkan kewaspadaannya terhadap surat utang korporasi, terutama yang terdampak langsung Covid-19. Sebab, potensi gagal bayar surat utang oleh korporasi pada tahun ini berpotensi berlanjut.
Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) mencatatkan pertumbuhan total aset yang mencapai Rp140,16 triliun per akhir 2020 atau tumbuh 16,24% dari tahun sebelumnya sebesar Rp120,58 triliun.
Dana hasil penerbitan surat utang akan digunakan BNI untuk keperluan pembiayaan dan pendanaan umum perseroan, sehingga semakin memperkuat kondisi keuangan perseroan.
Kemenkeu melakukan lelang Surat Utang Negara (SUN) senilai Rp18,9 triliun. Nilai SUN yang dimenangkan ini lebih rendah dari target indikatif Rp30 triliun.
Bank Syariah Indonesia resmi ditunjuk oleh Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko sebagai mitra distribusi baru penjualan sukuk ritel SR014.
Pefindo memprediksi penerbitan surat utang korporasi tahun 2021 bisa mencapai Rp140 triliun karena didorong oleh pertumbuhan ekonomi yang akan membaik.
Naiknya yield gabungan AS 10 tahun yang merupakan gabungan dari banyak yield lain sebenarnya mengekspetasi bahwa ekonomi AS akan segera pulih karena ada vaksin.
Pemerintah dalam hal ini Kementerian Keuangan (Kemenkeu) mendapatkan total dana Rp35 triliun dari lelang Surat Utang Negara (SUN) pada Selasa, 2 Februari 2021.
Menkeu Sri Mulyani Indrawati meminta kementerian/lembaga (K/L) menjaga agar proyek-proyek yang didanai menggunakan surat berharga syariah negara (SBSN) tidak ada korupsi.
Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani mengingatkan, para menteri maupun pimpinan lembaga mengenai pemanfaatan surat berharga syariah negara (SBSN) untuk pendanaan proyek infrastruktur.
Menteri Keuangan Sri Mulyani menyiapkan sebanyak tujuh seri Surat Utang Negara untuk dilelang pada Selasa depan mulai pukul 09.00 WIB sampai 11.00 WIB.
Sepanjang 2020 nilai penerbitan surat utang swasta hanya sebesar Rp96,6 triliun, atau turun 34% bila dibandingkan tahun 2019 yang mencapai Rp146.5 triliun.
Hasil dari penerbitan kali ini akan digunakan untuk memenuhi pembiayaan APBN secara umum, termasuk mendukung percepatan pemulihan ekonomi akibat pandemi.
Kami harap inflasi sesuai perkiraan Bank Indonesia (BI) dalam kisaran 2%-4% di 2021 sehingga bisa menjadi peluang bagi BI untuk menurunkan suku bunga acuan.
Kementerian Keuangan (Kemenkeu) berhasil menerbitkan surat utang untuk pembiayaan meski kondisi pasar bergerak dinamis dan volatile karena pandemi Covid.