Sejumlah relawan kotak kosong dianiaya oleh sejumlah orang di dua tempat berbeda di Raja Ampat, Papua Barat pada Sabtu (24/10/2020) dan Minggu (25/10/2020).
Banyaknya kotak kosong dalam pelaksanaan Pilkada Serentak 2020 memunculkan pertanyaan publik, bagaimana jika kotak kosong mampu mengalahkan pasangan calon.
Perhelatan pesta demokrasi, Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) serentak 2020 akan berlangsung pada 9 Desember 2020 mendatang. Ada 270 daerah di Indonesia,
Sekelompok masyarakat Kabupaten Raja Ampat, menggelar doa bersama yang bertujuan menginginkan calon petahana tumbang dalam Pilkada 2020 serta menolak calon tunggal.
Bakal calon Bupati Kediri Hanindhito Himawan Pramono masih memperhitungkan kotak kosong atau bumbung kosong yang menjadi lawannya di Pilkada Kabupaten Kediri 2020.
Sampai saat ini belum ada lagi figur yang maju sebagai bakal calon bupati dan wakil bupati Grobogan untuk menghadapi pasangan Sri Sumarni-Bambang Pujiyanto.
Putra sulung Presiden Joko Widodo (Jokowi) sekaligus bakal calon Wali Kota Solo, Gibran Rakabuming Raka mendadak meradang saat ditanya wartawan terkait kotak kosong
Fenomena calon tunggal di pilkada perlu disikapi serius. Pilkada dengan calon tunggal berpotensi mendegradasi demokrasi karena tidak menghadirkan adu gagasan antarpasangan calon.
Direktur Eksekutif Indonesia Political Review (IPR), Ujang Komarudin menganggap potensi calon tunggal melawan kotak kosong di Pilkada 2020 itu keniscayaan dalam politik.
Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia, Adi Prayitno menilai peluang Gibran Rakabuming Raka melawan kotak kosong di Pilkada Surakarta cukup terbuka lebar.
Ada beberapa daerah yang berpotensi pasangan calon melawan kotak kosong, salah satunya Pilkada Kota Surakarta yang hampir pasti diikuti putra sulung Presiden Jokowi, Gibran Rakabuming Raka.
Hasto Kristiyanto mengatakan fenomena lawan kotak kosong pada calon yang diusung PDIP menunjukan adanya basis legitimasi yang kuat dari calon tersebut.