BI mencatat aliran modal asing masih keluar atau capital outflow masih terjadi. Hingga minggu kedua Juni 2020 nilainya mencapai total sebesar Rp8,04 triliun.
Pada minggu pertama Juni 2020, aliran modal asing ke pasar SBN mencapai Rp7,01 triliun, lebih tinggi dari minggu kedua Mei 2020 yang baru Rp2,97 triliun.
Menyelamatkan perekonomian nasional dari dampak pandemi Covid-19 ternyata membutuhkan dana tidak kecil. Berbagai upaya dilakukan pemerintah, di antaranya melebarkan defisit APBN 2020.
Bank Indonesia (BI) mencatat nilai tukar Rupiah menguat seiring dengan meredanya ketidakpastian pasar keuangan global dan terjaganya kepercayaan terhadap kondisi ekonomi Indonesia.
Bank Indonesia (BI) mencatat, mulai adanya pertumbuhan aliran modal asing yang masuk pada April hingga pertengahan Mei 2020. Hal ini sejalan dengan berkurangnya ketidakpastian di pasar keuangan.
Direktur Eksekutif Komunikasi Bank Indonesia (BI) Onny Widjarnako mengatakan, aliran modal asing terutama masuk lewat pasar Surat Berharga Negara (SBN).
Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan, dana asing yang keluar dari sistem keuangan Indonesia sepanjang April 2020 mulai berkurang dibandingkan bulan sebelumnya.
Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani mengatakan aliran modal asing keluar di pasar saham maupun Surat Berharga Negara (SBN) telah terjadi sejak Februari 2020.
Kepanikan akibat Covid-19 mendorong investor di sektor keuangan bereaksi sangat irasional sehingga aliran dana asing keluar mencapai Rp120 Triliun pada Maret lalu.
Bank Indonesia (BI) mencatat selama sepekan aliran modal asing telah keluar dari Indonesia sebesar Rp2,95 triliun yang menjadi sinyal kepanikan masih melanda para pelaku pasar.
Bank Indonesia (BI) mencatat, dari tanggal 13 hingga 20 April 2020, terjadi aliran masuk modal asing sebesar Rp4,37 triliun pada Surat Berharga Negara (SBN).
Selama seminggu terakhir, dari tanggal 14, 15, 16 April, terjadi capital inflow di portofolio kita. Tanggal 14 terjadi inflow Rp0,7 triliun, tanggal 15 sebesar Rp0,2 triliun, tanggal 16 Rp2 triliun.
Bank Indonesia (BI) mencatat nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (USD) terus menguat pada awal April, seiring mulai meningkatnya aliran modal asing ke pasar keuangan domestik.
Untuk menjaga stabilisasi dan penguatan rupiah, BI meningkatkan intensitas kebijakan triple intervention, baik melalui spot, DNDF, maupun pembelian SBN.