Hampir dua pekan, Minyakita langka dari peredaran di pasar tradisional Ranai, Kabupaten Natuna, Kepulauan Riau. Hal tersebut membuat naiknya harga minyak goreng
Mendag Zulhas menegaskan, Minyakita yang saat ini tengah dipersiapkan oleh produsen minyak goreng sebanyak 450 ribu ton per bulan akan fokus disebarkan di pasar tradisional.
Minyak goreng kemasan sederhana merek Minyakita hingga hari ini masih langka di sejumlah wilayah Indonesia. Tak sedikit pula pedagang yang mengeluhkan harganya yang melonjak di atas Harga Eceran Tertinggi....
Ketika nanti Minyakita sudah banjir di pasaran, produsen harus menjual sesuai harga yang ditetapkan. Kemendag akan memberikan pinalti pada produsen nakal.
Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) akan memanggil Kementerian Perdagangan dan Kementerian Perindustrian terkait kelangkaan dan mahalnya Minyakita.
Investigator KPPU kantor wilayah IV melaporkan, Minyakita di Surabaya mengalami kenaikan hingga Rp16.000 per liter. Stok juga sulit ditemukan, alias langka.
Minyak goreng curah kemasan sederhana dengan merek Minyakita mendadak langka di pasaran. Kalaupun ada, harganya mahal berkisar Rp16.000-20.000 per liter.
Mendag Zulkifli Hasan atau Zulhas mengatakan, bahwa MinyaKita menjadi komoditas favorit di masyarakat. Diterangkan juga bahwa kini Minyak Kita telah masuk hingga ke gerai ritel modern.
Minyak goreng merek Minyakita yang dipatok pemerintah dengan Harga Eceran Tertinggi (HET) Rp14.000 per liter belum tersedia merata di seluruh toko ritel.
Mendag Zulhas menyampaikan, sebanyak 18.600 liter minyak goreng merek Minyakita telah tiba dan beredar di Papua Barat dengan harga normal Rp14.000 per liter.
Kantor Staf Presiden mendorong Kemendag untuk meningkatkan distribusi minyak goreng kemasan rakyat merek Minyakita, terutama melalui pasar-pasar tradisional.
Holding BUMN atau ID Food Pangan mencatat realisasi distribusi minyak goreng kemasan rakyat (Minyakita) di Indonesia Timur mencapai 744.000 Liter, begini peta penyebarannya.