Pandemi Covid-19 yang melanda Tanah Air selama hampir dua tahun ini tampaknya tidak memberikan dampak terhadap kegiatan ekspor, khususnya di wilayah Sulsel.
Presiden Jokowi mengatakan pembangunan kawasan industri hijau akan memberikan pendapatan kepada negara dan juga memperbaiki masalah neraca perdagangan.
Redistribusi kesejahteraan merupakan mandat utama dari pembangunan agar keadilan sosial dirasakan dalam kenyataan. Cara pemerintah mewujudkan hal ini menjadi kata kunci.
Neraca perdagangan Jawa Timur (Jatim) selama Januari - Nopember 2021 mengalami defisit sebesar USD3,99 miliar. Hal ini akibat defisit pada sektor migas sebesar USD3,30 miliar
Surplus neraca perdagangan diyakini akan terus berlanjut dan meningkat seiring keterlibatan Indonesia meratifikasi sejumlah perjanjian dagang internasional.
Kementerian Perdagangan (Kemendag) meyakini surplus neraca perdagangan nasional tahun ini bisa dua kali lipat dibandingkan capaian surplus pada tahun 2020.
Neraca dagang nonmigas Indonesia-Malaysia pada periode JanuariSeptember 2021 mencatatkan surplus USD3,39 miliar bagi Indonesia atau melonjak 192,69 persen.
Indonesia mencatatkan defisit neraca perdagangan pada September dimana defisit terbesar dari Australia yaitu USD529,7 juta, lalu dengan Thailand USD346,8 juta.
Badan Pusat Statistik melaporkan kinerja neraca dagang pada bulan September surplus sebesar USD4,37 miliar, melengkapi pencapaian 16 bulan secara beruntun.
Seluruh proses tender proyek Revamping Aromatic dan New Olefin PT Trans Pasific Petrochemical Indotama (TPPI) Tuban, dinilai berjalan transparan dan sesuai produser.
Sementer I tahun 2021, tercatat industri logam dasar tumbuh 18,03%. Didorong peningkatan produksi nasional untuk besi, baja, serta bahan baku logam dasar lainnya ditambah tingginya permintaan dari luar....
Didorong harga komoditas neraca perdagangan bulan Agustus diperkirakan surplus sebesar USD2,68 miliar atau naik USD0,09 miliar dibanding bulan sebelumnya.
NPI pada triwulan II 2021 mengalami defisit rendah sebesar USD0,4 miliar, ditopang oleh defisit transaksi berjalan yang tetap rendah dan surplus transaksi modal dan finansial.
Menteri Koordinator Perekonomian Airlangga Hartarto menyatakan, melesatnya pertumbuhan ekspor dan impor menunjukkan penguatan fundamental pemulihan ekonomi.