Rilis data neraca perdagangan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) Senin (15/1) depan akan menjadi perhatian pelaku pasar dalam negeri untuk mengukur ketahanan ekspor-impor.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik surplus neraca perdagangan Indonesia pada April 2023 naik dari USD2,83 miliar pada Maret 2023 menjadi USD3,94 miliar.
Neraca perdagangan Jatim selama bulan Maret 2023 mengalami defisit sebesar USD664,18 juta. Hal ini disebabkan defisit di sektor migas sebesar USD415,84 juta dan sektor nonmigas senilai USD248,34 juta.
Selama Januari-Desember 2022 neraca perdagangan Jawa Timur (Jatim) mengalami defisit sebesar USD9,17 miliar. Hal ini akibat defisit pada sektor migas sebesar USD 7,16 miliar
BPS melaporkan neraca perdagangan mencatatkan surplus pada Desember 2022. Kinerja positif tersebut melanjutkan surplus neraca perdagangan sejak Mei 2020.
Menjelang pengumuman neraca perdagangan Indonesia di akhir 2022 oleh BPS hari ini, Ekonom memproyeksikan, masih akan mencetak surplus, meski turun sedikit.
Tren surplus neraca perdagangan diramal berlanjut tahun depan. Kemendag memproyeksikan neraca perdagangan pada 2023 bakal surplus mencapai USD38,3-38,5 miliar.
Nilai tukar rupiah ditutup melemah pada perdagangan hari ini. Pelemahan rupiah berbanding terbalik dengan kondisi di dalam negeri yang mengalami surplus neraca dagang.
Ekonom memperkirakan neraca dagang pada November 2022 mengalami surplus USD5,18 miliar, lebih rendah dari surplus di Oktober yang mencapai USD5,67 miliar.
Secara kumulatif selama Januari-Oktober 2022 neraca perdagangan Jawa Timur mengalami defisit sebesar USD7,85 miliar. Hal ini akibat defisit pada sektor migas
Neraca perdagangan Jawa Timur (Jatim) selama bulan Agustus 2022 mengalami defisit sebesar USD1,02 miliar. Defisit ini disebabkan karena defisit nilai perdagangan
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS), Margo Yuwono melaporkan, bahwa neraca perdagangan Indonesia di bulan Juni 2022 mengalami surplus sebesar USD5,09 miliar.
Selama Januari - April 2022, neraca perdagangan Jawa Timur (Jatim) mengalami defisit sebesar USD2,38 miliar. Hal ini disebabkan karena defisit pada sektor migas
Neraca perdagangan Jawa Timur (Jatim) selama bulan Januari 2022 mengalami defisit sebesar USD441,64 juta. Defisit ini disebabkan karena selisih nilai perdagangan pada sektor migas
Presiden Jokowi mengatakan pembangunan kawasan industri hijau akan memberikan pendapatan kepada negara dan juga memperbaiki masalah neraca perdagangan.
Neraca perdagangan Jawa Timur (Jatim) selama Januari - Nopember 2021 mengalami defisit sebesar USD3,99 miliar. Hal ini akibat defisit pada sektor migas sebesar USD3,30 miliar
Surplus neraca perdagangan diyakini akan terus berlanjut dan meningkat seiring keterlibatan Indonesia meratifikasi sejumlah perjanjian dagang internasional.