BEIJING - China mempersilahkan Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS), Mike Pompeo untuk datang ke China dan mengunjungi wilayah Xinjiang barat untuk melihat bahwa tidak ada pelanggaran HAM di sana. Ini adalah respon atas sanksi Washington atas pelanggaran HAM terhadap Muslim Uighur di Xinjiang.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Hua Chunying seperti dilansir Reuters pada Kamis (16/7/2020), menyebut tuduhan Washington atas kejahatan HAM terhadap minoritas Uighur sebagai kebohongan terbesar abad ini.
(
Baca juga: Pompeo: Dunia Akan Membuat China 'Membayar' Atas Pandemi Covid-19 )
"Kami menyambutnya (Pompeo) untuk melakukan perjalanan ke negara kami dan melihat apa pandangan orang Xinjiang tentang dirinya. Saya bisa memperkenalkannya kepada beberapa teman Uighur," ucap Hua.
Sementara itu, terkait sanksi yang diberlakukan akan berdampak pada kesepakatan perdagangan, Hua mengatakan berharap perjanjian itu masih dapat dilaksanakan.
"Kami selalu menerapkan komitmen kami, tetapi kami tahu bahwa beberapa di AS menindas China dan menindas China. Sebagai negara berdaulat yang independen, China harus menanggapi praktik-praktik intimidasi oleh pihak AS kita harus mengatakan tidak, kita harus membuat tanggapan dan mengambil langkah reaktif untuk itu," ujarnya.
(
Baca juga: Pemerintah Ganti Definisi Kontak Erat COVID-19, Ini Penjelasan Yuri )
Sementara itu, sebelumnya China dilaporkan memanggil Duta Besar AS, Terry Branstad untuk menyatakan ketidaksenangannya dengan langkah AS untuk melepaskan status perdagangan khusus Hong Kong. Beijing juga menyuarakan penentangannya terhadap Undang-Undang Otonomi Hong Kong yang disusun oleh Kongres dan ditandatangani oleh Donald Trump.
Wakil Menteri Luar Negeri China, Zheng Zeguang mendesak Branstad untuk menyampaikan kepada Washington kebutuhan untuk memperbaiki kesalahan yang dibuat melalui campur tangan keras Amerika dalam urusan dalam negeri China.
(esn)