NEW DELHI -
Amerika Serikat (AS)menggunakan berbagai bentuk pemaksaan karena mendorong untuk menciptakan aliansi regional yang ditujukan untuk melawan saingan geopolitiknya, termasuk
Rusia dan
China . Klaim itu dilontarkan oleh Menteri Pertahanan Rusia Sergey Shoigu.
Hal itu diungkapkannya kepada rekan-rekannya yang mewakili anggota lain dari Organisasi Kerja Sama Shanghai (SCO) pada pertemuan di New Delhi, India. Grup yang didirikan oleh Rusia dan China ini beranggotakan enam negara, termasuk India.
“Tekanan yang belum pernah terjadi sebelumnya diterapkan pada negara-negara merdeka melalui penggunaan pemerasan terbuka, ancaman, 'revolusi warna', kudeta, dan penyebaran disinformasi yang terang-terangan. Semua alat itu sejak lama menjadi kartu panggil Barat,” kata Shoigu seperti dilansir dari
RT, Jumat (28/4/2023).
Baca Juga: Pakar: F-16 AS Mungkin Tak Bertahan Lama jika Dikirim ke Ukraina Menurut Shoigu, tujuan AS dan sekutunya adalah melemahkan dunia multipolar yang muncul dan mempertahankan dominasi mereka. Washington memilih untuk membongkar sistem keamanan global dalam mengejar ambisinya dan menarik diri dari berbagai perjanjian dengan Rusia.
Shoigu mengatakan bahwa Moskow telah berusaha meredakan ketegangan dengan NATO melalui diplomasi pada tahun 2021, tetapi proposalnya ditolak oleh Barat, membuktikan bahwa mereka tidak mau menjalin kemitraan yang setara dengan Rusia.
"Hari ini, Washington dan antek-anteknya sedang melaksanakan rencana strategis untuk memprovokasi negara-negara lain ke dalam konfrontasi militer dengan negara-negara yang tidak mereka sukai, terutama Rusia dan China," ujarnya.
Shoigu menafsirkan konflik Ukraina sebagai contoh nyata dari "kebijakan kriminal" Amerika.
Baca Juga: Jenderal AS: Pasukan Darat Rusia Lebih Besar Daripada Awal Perang "Tujuan AS di dalamnya adalah untuk menimbulkan kekalahan strategis di Rusia, menciptakan ancaman bagi China dan mempertahankan posisinya (hegemonik),” ucap Shoigu.
Pejabat Rusia itu juga mengecam pasokan senjata Barat ke Kiev, menyatakan bahwa mereka hanya memperpanjang permusuhan dan menciptakan risiko tambahan bagi Eropa dan seluruh dunia. Dia mengatakan senjata itu menuju pasar gelap dan selanjutnya ke tangan organisasi teroris.
SCO, sebuah organisasi antar pemerintah Eurasia, termasuk China, India, Kazakhstan, Kyrgyzstan, Pakistan, Rusia, Tajikistan, dan Uzbekistan di antara para anggotanya.
Baca Juga: Pejabat Militer AS: Ukraina Dalam Posisi Bagus untuk Lakukan Serangan Balasan (ian)