MOSKOW -
Kremlin bereaksi atas keputusan
Armenia untuk bergabung dengan
Pengadilan Pidana Internasional atau ICC meski sebelumnya telah diperingatkan oleh Rusia. Tindakan Armenia ini membuat kesal Moskow, yang menganggap Yerevan sebagai sekutunya.
Juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov mengatakan, Rusia prihatin dengan keputusan Armenia yang dianggap Moskow berbahaya bagi hubungan bilateral keduanya. Rusia menganggap Armenia secara intrinsik sebagai sekutu.
“Kami akan memiliki pertanyaan tambahan untuk kepemimpinan petahana Armenia,” kata Peskov.
“Kami telah menyampaikan kekhawatiran kami kepada pihak Armenia sebelumnya. Kami sudah skeptis sejak awal bahwa ini adalah keputusan yang benar dalam hubungan bilateral,” imbuhnya seperti dikutip dari
RT, Rabu (4/10/2023).
Ia menambahkan bahwa Moskow terus percaya bahwa langkah tersebut adalah keputusan yang salah.
Peskov menolak pembenaran yang ditawarkan oleh pemerintahan Perdana Menteri Nikol Pashinyan untuk bergabung sepenuhnya dengan perjanjian tersebut.
Moskow menganggap ICC sebagai badan yang bias secara politik dan menyalahgunakan mandatnya atas nama negara-negara Barat. Pada bulan Maret, badan yang bermarkas di Den Haag tersebut mengeluarkan surat perintah penangkapan terhadap dua pejabat Rusia, termasuk Presiden Vladimir Putin, atas dugaan penculikan anak-anak Ukraina, yang dianggap tidak masuk akal oleh Moskow.
Armenia menandatangani Statuta Roma pada tahun 1999, namun menangguhkan ratifikasinya pada tahun 2004, karena dokumen tersebut dianggap tidak sesuai dengan konstitusi negara. Proses aksesi dilanjutkan pada akhir tahun 2022 setelah bentrokan perbatasan yang mematikan dengan negara tetangga Azerbaijan.
Baca Juga: Pukulan Telak Buat Putin, Sekutu Rusia Ini Gabung ICC Yerevan mengklaim bahwa Organisasi Perjanjian Keamanan Kolektif (CSTO), sebuah blok pertahanan regional yang mencakup Rusia, gagal membela Armenia selama bentrokan tahun lalu ketika negara tersebut menolak melakukan intervensi militer dan memilih melakukan upaya deeskalasi.
Pashinyan telah berulang kali mengkritik CSTO dan mengatakan Armenia harus mencari perlindungan di tempat lain. ICC, menurutnya, dapat mengadili kejahatan perang Azerbaijan di wilayah Armenia.
Peskov menampik hal ini dengan mengatakan bahwa instrumen CSTO dan kemitraan Rusia-Armenia sangat diperlukan. Dia menambahkan bahwa pihak Armenia tidak memiliki pilihan yang lebih baik.
Undang-undang ratifikasi Statuta Roma tersebut disetujui oleh parlemen Armenia dengan 60 suara berbanding 22 suara. Dua faksi oposisi memboikot perdebatan tersebut sebagai bentuk protes namun tetap memberikan suara mereka menentang proposal tersebut.
Yerevan yakin pihaknya dapat meredakan ketegangan dengan Moskow melalui perjanjian bilateral dan mengklaim bahwa penyerahannya kepada otoritas ICC tidak ada hubungannya dengan Rusia.
Baca Juga: Setelah Jaksa dan Hakim, Rusia Masukkan Presiden ICC ke Daftar Buronan (ian)