JAKARTA - Pemerintah sedang mematangkan rencana untuk membangun
Light Rail Transit (LRT) di Bali. Rencananya, groundbreaking akan dimulai pada 2024 mendatang.
Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Kepala Bappenas Suharso Monoarfa mengusulkan proyek tersebut didanai oleh pinjaman dalam negeri (PDN).
"Kita mengusulkan ada yang dari PDN untuk right off way, kemudin ada kerjasama antar swasta, BUMN dan daerah," kata Suharso saat ditemui di Kantor Kementerian PPN/Bappenas, Jakarta, Senin (9/10/2023).
Baca Juga: Luhut Beri Bocoran: LRT Bali Bakal Groundbreaking Awal 2024 Meski demikian, Suharso masih enggan memberikan bocoran terkait berapa jumlah pendanaan yang diperlukan untuk pembangunan LRT Bali tersebut. Pasalnya, pemerintah masih melakukan perhitungan karena direncanakan LRT Bali akan ada lintasan underground atau bawah tanah. "Proyeksi biaya belum sedang berproses, angkanya belum kita selesaikan. Sudah ada, tapi belum bisa disampaikan," ujarnya.
Baca Juga: LRT Bali Bakal Dibangun Bawah Tanah, Butuh Biaya Rp9 Triliun Suharso memastikan hingga saat ini belum ada pihak asing yang berencana menanamkan modal di proyek tersebut, sehingga nantinya PT KAI akan menjadi perusahaan tunggal yang akan mengelola LRT tersebut seperti yang dilakukan di LRT Jabodebek. "Iya kita kan sudah ada pengalaman dengan LRT Jabodebek," ucap Suharso.
(nng)