TEXAS - Penelitian baru menunjukkan peristiwa cuaca luar angkasa yang buruk, seperti jilatan api matahari, mengganggu navigasi
burung selama migrasi . Sebab, cuaca buruk luar angkasa mengganggu medan magnet yang digunakan burung untuk bernavigasi.
Penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa ketika terbang di malam hari,
burung (dan banyak hewan lainnya) menggunakan medan magnet bumi untuk navigasi. Namun, cuaca luar angkasa yang buruk mengganggu medan magnet sehingga burung yang bermigrasi ke luar jalur yang dituju.
Studi baru ini menganalisis gambar dari 37 stasiun radar cuaca NEXRAD Doppler, yang dapat mendeteksi kelompok burung yang bermigrasi, serta data dari magnetometer berbasis darat, untuk mempelajari 23 tahun migrasi burung di Great Plains AS. Pengamatan dilakukan dalam rentang 1.600 kilometer dari Dakota Utara ke Texas yang dianggap sebagai koridor migrasi utama burung.
Baca juga; Kenapa Migrasi Burung Tidak Pernah Tersasar, Ini Penjelasannya “Pengamatan medan magnet bumi selama bertahun-tahun menjadi indeks gangguan geomagnetik untuk setiap lokasi radar,” kata Daniel Welling, ilmuwan luar angkasa Universitas Michigan dikutip SINDOnews dari laman Space, Selasa (10/10/2023).
Pekerjaan itu membuahkan hasil. Para peneliti menemukan bahwa jumlah burung yang bermigrasi di wilayah ini menurun sebesar 9 hingga 17% selama peristiwa cuaca luar angkasa yang buruk.
Mereka juga memperhatikan peningkatan jumlah burung yang tersesat selama migrasi. Sebuah fenomena yang dikenal sebagai burung gelandangan yang bermigrasi. Temuan tim ini dipublikasikan di Proceedings of the National Academy of Sciences pada 9 Oktober.
“Temuan kami menyoroti bagaimana hewan bertindak sangat bergantung pada kondisi lingkungan, seperti gangguan geomagnetik. Perilaku ini memengaruhi pola pergerakan hewan di tingkat populasi,” kata Eric Gulson-Castillo, mahasiswa doktoral di Departemen Ekologi dan Biologi Evolusi Universitas Michigan.
Baca juga; Efek Perubahan Iklim, Migrasi Burung Menyusut Akibat Ukuran Tubuhnya Makin Kecil Menariknya, peristiwa cuaca luar angkasa yang buruk juga dapat mengganggu navigasi manusia. Semburan sinar matahari mempengaruhi komunikasi satelit, mengganggu teknologi seperti GPS.
Ini perlu diantisipasi karena akan terjadi lebih banyak kejadian cuaca luar angkasa yang ekstrem saat matahari mulai menuju puncak siklus aktivitas 11 tahunan, yang diperkirakan akan terjadi pada tahun 2025. Namun seperti cuaca di Bumi, cuaca luar angkasa bisa berubah-ubah dan prediksinya bisa saja berubah-ubah.
(wib)