SARAJEVO - Sebuah masjid di ibu kota
Bosnia dan Herzegovina mendesak umat Islam untuk menghadiri salat malam bagi warga Palestina setelah Israel mengintensifkan serangan di
Jalur Gaza .
Imam Masjid Kaisar di Sarajevo, Sadrudin Iseric, mengatakan mereka akan menggelar salat untuk masyarakat di Gaza.
“Sebarkan beritanya dan undang orang lain untuk salat malam,” kata Iseric di Facebook seperti dikutip dari
Anadolu, Sabtu (28/10/2023).
Ratusan orang kemudian membagikan postingan tersebut, sementara banyak lainnya berkomentar bahwa mereka akan hadir atau berdoa dari rumah untuk warga Palestina.
Baca Juga: Israel Bunuh 7.028 Warga Gaza, tapi Kaim Pasukan Militernya Paling Bermoral di Dunia Menurut sumber di Kementerian Komunikasi dan Teknologi Informasi Palestina, tiba-tiba terjadi penghentian layanan komunikasi dari Jalur Gaza karena alasan yang belum diketahui.
Masyarakat Bulan Sabit Merah Palestina pada hari Jumat mengatakan bahwa mereka “sepenuhnya” kehilangan kontak dengan ruang operasi di Jalur Gaza dan dengan semua anggota kru yang bekerja di sana.
Mereka menyatakan keprihatinan mendalam mengenai penyediaan layanan ambulans di Jalur Gaza, terutama karena pemadaman listrik berdampak pada layanan komunikasi pusat dan menghambat kedatangan ambulans untuk korban cedera.
Konflik di Gaza dimulai pada 7 Oktober ketika kelompok Palestina, Hamas, memulai Operasi Badai al-Aqsa – sebuah serangan mendadak yang mencakup serangkaian peluncuran roket dan infiltrasi ke Israel melalui darat, laut serta udara.
Baca Juga: 'Saya Bela Kemanusiaan, Mengutuk Sekerasnya Serangan Israel terhadap RS dan Tempat Ibadah Gaza' Hamas mengatakan serangan itu merupakan pembalasan atas penyerbuan Masjid al-Aqsa dan meningkatnya kekerasan yang dilakukan pemukim Israel terhadap warga Palestina.
Militer Israel kemudian melancarkan pemboman tanpa henti terhadap sasaran Hamas di Jalur Gaza.
Sebanyak 2,3 juta penduduk Jalur Gaza telah kehabisan makanan, air, obat-obatan, dan bahan bakar, dan konvoi bantuan yang baru-baru ini diizinkan masuk ke Gaza hanya membawa sebagian kecil dari apa yang dibutuhkan.
Hampir 8.800 orang tewas dalam konflik tersebut, termasuk setidaknya 7.326 warga Palestina dan 1.400 warga Israel. Sekitar 70% kematian di Gaza adalah perempuan dan anak-anak, menurut angka resmi.
Baca Juga: Erdogan: Barat Tak Patuhi Hukum Internasional di Gaza karena Darah Umat Islam yang Ditumpahkan (ian)