TANGSEL -
Alam Sutera meluncurkan terbaru mereka yakni The Gramercy. Hunian ini merupakan klaster premium 2 lantai bergaya European modern yang tidak lekang oleh waktu.
Mereka membidik pasar pembeli kalangan milenial usia 30 tahun hingga 40 tahunan. Sebelumnya Alam Sutera tidak pernah menggarap proyek properti
hunian tapak seharga lebih dari Rp10 miliar.
”Ternyata potensi pasarnya ada, karena banyak konsumen Alam Sutera menanyakan proyek rumah dengan lahan dan luas bangunan yang besar,” kata Sales and Marketing Director PT Alam Sutera Realty Tbk, Lilia Setiprawarti Sukotjo selepas acara peresmian
show unit The Gramercy, di Serpong, Tangerang Selatan, Rabu (1/11/2023).
Baca juga: Gerai Pertama Terpisah, AEON Store Alam Sutera Siap Melayani Pelanggan Menurut Lia, pangsa pasar konsumen
properti rumah tapak di segmen premium seperti The Gramercy relatif masih terbuka. Malah saat ini pangsa pasarnya lebih mengarah ke segmen
end user(pengguna), bukan kalangan investor.
”Makanya kita tidak menjual unit berupa tanah kavling. Sebab, mayoritas pembeli rumah di Alam Sutera adalah kalangan muda yang karakteristiknya tidak mau repot bangun rumah. Mereka maunya beli, dan tinggal pakai saja,” tandasnya.
Sales and Marketing Division Head The Gramercy Alam Sutera Michael Lim mengatakan The Gramercy hadir untuk memenuhi kebutuhan pasar akan hunian premium. “The Gramercy adalah klaster prestisius terbaru di Alam Sutera dan kita mengembangkan produk ini dengan taste berbeda, desain yang timeless agar konsumen tidak direpotkan lagi melakukan penambahan ruang, renovasi dan lainnya,” jelasnya.
The Gramercy dibangun di atas lahan seluas 7 hektare dan tersedia dalam tiga tipe unit, yaitu Alca (12x26 m), Aera (14x26 m) dan Arma (16x26 m). Ketiga tipe unit ini memiliki desain layout yang berbeda, sehingga konsumen bisa menyesuaikan dengan kebutuhannya. The Gramercy memiliki jumlah unit yang sangat terbatas dan dipasarkan mulai dari harga Rp16 miliar-28 miliar.
Michael Lim menambahkan, mayoritas konsumen The Gramercy berasal dari Alam Sutera dan sekitarnya, seperti Jakarta Barat hingga Serpong. Namun, ada pula konsumen yang berasal dari luar kota. Untuk profil konsumennya, sebagian besar adalah pebisnis.
Baca juga: Dicanangkan Sejak 2015, Program Sejuta Rumah Sudah Terealisasi 896.121 Unit Beberapa konsumen yang datang dari luar kota kerap melakukan perjalanan bolak-balik ke Jakarta untuk urusan bisnis mereka. “Selain membeli untuk rumah pertama, rata-rata konsumen membeli unit rumah ini sebagai rumah kedua atau ketiga. Kami optimistis, hingga akhir tahun dapat membukukan penjualan hingga Rp500 miliar,” tutup Michael Lim.
(poe)