floating-Wall Street Berakhir...
Wall Street Berakhir Perkasa Usai Suku Bunga The Fed Ditahan, Nasdaq Melesat 1,6%
Wall Street Berakhir...
Wall Street Berakhir Perkasa Usai Suku Bunga The Fed Ditahan, Nasdaq Melesat 1,6%
Kamis, 02 November 2023 - 07:29 WIB
NEW YORK - Wall Street ditutup lebih tinggi pada perdagangan Rabu (1/11/2023) waktu setempat, dengan kenaikan Nasdaq sebesar 1,6%. Hal itu terjadi setelah Federal Reserve AS ( The Fed ) mempertahankan suku bunga tidak berubah dan komentar dari pejabat tinggi memicu optimisme investor.

Mengutip Reuters, Dow Jones Industrial Average (.DJI) naik 221,71 poin atau 0,67% menjadi 33.274,58. Sedangkan indeks S&P 500 (.SPX) bertambah 44,06 poin atau 1,05% ke level 4.237,86 dan Nasdaq Composite (.IXIC) meningkat 210,23 poin, atau 1,64% di posisi 13.061,47.

Baca Juga: The Fed Tahan Suku Bunga di Level Tertinggi 22 Tahun, Ini Pertimbangannya

Ketua The Fed, Jerome Powell mengatakan, para pembuat kebijakan akan mengambil tindakan dengan hati-hati meskipun mereka belum yakin kondisi keuangan cukup membatasi untuk mencapai inflasi serendah yang diinginkan bank sentral.

Baca Juga: Utang AS Bengkak Rp7.791 Triliun dalam 20 Hari, Kini Tembus Rp522.053 T

Perdagangan bervariasi pada awal konferensi pers Powell tetapi indeks ekuitas utama mulai mendapatkan kembali kekuatan setelah sekitar 20 menit, kemudian mencapai sesi tertinggi.

"Hal ini karena pejabat tinggi The Fed 'tidak begitu asertif mengenai suku bunga yang lebih tinggi untuk jangka waktu yang lebih lama' seperti yang dia lakukan pada konferensi pers sebelumnya," ungkap Michael James, direktur pelaksana perdagangan ekuitas di Wedbush Securities di Los Angeles.

Charlie Ripley, ahli strategi investasi senior di Allianz Investment Management, menulis bahwa meskipun masih ada potensi risiko bagi The Fed untuk menaikkan suku bunga lagi, komentar Powell menunjukkan bahwa "batas kenaikan suku bunga telah menjadi lebih tinggi."

Sedangkan Edward Moya, analis pasar senior di Oanda menulis, bahwa meskipun Powell bersikeras bahwa dia tetap membuka opsi untuk kenaikan suku bunga, "dia tampaknya tidak terlalu meyakinkan."

Di antara 11 sektor utama S&P 500, hanya dua sektor yang melemah dengan sektor energi (.SPNY) turun 0,3% sementara sektor kebutuhan pokok konsumen (.SPLRCS) turun tipis 0,06%. Yang memperoleh keuntungan terbesar adalah teknologi informasi sensitif (.SPLRCT), yang naik 2% dan layanan komunikasi (.SPLRCL), yang naik 1,8%.

Sebelumnya, pasar saham mendapat dorongan dari penurunan imbal hasil obligasi setelah Departemen Keuangan AS mengatakan akan memperlambat laju kenaikan lelang utang jangka panjang pada kuartal November-Januari dan memperkirakan akan memerlukan kenaikan satu kuartal lagi setelah ini. untuk memenuhi kebutuhan pendanaannya.

Musim laporan laba perusahaan beragam bagi saham meskipun 79,7% dari 310 perusahaan S&P 500 yang melaporkan laporan keuangan pada saat pembaruan terbaru LSEG mengalahkan ekspektasi analis untuk kuartal tersebut, sementara hanya 16,1% yang meleset dari perkiraan. Namun investor tetap kecewa dengan banyaknya pembaruan triwulanan.

Saham Estee Lauder (EL.N) anjlok 18.9% setelah pembuat produk kecantikan itu memangkas perkiraan laba tahunannya. Dan saham Payroll Paycom Software (PAYC.N) merosot 38,5% setelah memproyeksikan pendapatan kuartal keempat yang suram.Pemilik Tinder Match Group (MTCH.O) turun 15,3% setelah memperkirakan pendapatan kuartal keempat di bawah perkiraan.

Perdagangan berlangsung cepat di bursa AS dengan 11,20 miliar saham berpindah tangan dibandingkan dengan rata-rata 10,67 miliar saham dalam 20 sesi terakhir.
(akr)
Baca Berita
Dengarkan Selanjutnya :
Perang India-Pakistan...
Perang India-Pakistan Ancam Ekspor CPO Indonesia, Petani Terpukul
Kondisi Ekonomi Rusia...
Kondisi Ekonomi Rusia Lebih Buruk Daripada yang Dikatakan Moskow
Pasca Libur Waisak,...
Pasca Libur Waisak, IHSG Dibuka Menguat 1,43 Persen
Jegal Dominasi China,...
Jegal Dominasi China, Segini Harta Karun Tanah Jarang Milik Negara Tetangga RI
1.332 Entitas Keuangan...
1.332 Entitas Keuangan Ilegal Diblokir di Awal 2025, Ada Pinjol, hingga Investasi Bodong