JAKARTA - Indeks utama
Wall Street melemah pada pembukaan perdagangan awal tahun 2024, Selasa (2/1/2023). Peningkatan imbal hasil (yield) obligasi menjadi tantangan bagi bursa saham membuka lembaran baru.
Dow Jones Industrial Average (.DJI) melemah 0,37% menjadi 37.548,28. S&P 500 (.SPX) turun 0,56% di 4.743.13, sedangkan Nasdaq Composite (.IXIC) merosot 0,87%, menjadi 14.880.19.
Imbal hasil obligasi pemerintah AS bertenor 10 tahun naik di atas 4,0% ke level tertinggi dalam dua minggu terakhir, sebelum kembali tertekan ke 3,97%.
Baca Juga: Berbalik Menguat, IHSG Sesi Pertama Naik 0,05% ke 7.276 Saham-saham megacap termasuk Nvidia, Tesla dan Alphabet masing-masing merosot lebih dari 1% pada praperdagangan. Apple turun 2,4% setelah lembaga pemeringkat Barclays menurunkan peringkat saham produsen iPhone tersebut menjadi "underweight".
Aksi profit taking masih mewarnai ketiga indeks, menyusul reli yang terjadi pada beberapa bulan terakhir 2023.
"Saya memperkirakan minggu ini akan menjadi yang terberat, karena ada langkah investor mengambil keuntungan demi menyelaraskan kembali portofolio mereka," kata CEO Ladenburg, Thalmann Asset Management, dilansir Reuters, Selasa (2/1/2024).
Baca Juga: Hari Pertama Penutupan Perdagangan di 2024, IHSG Pecah Rekor di 7.323 Sepanjang pekan ini pelaku pasar menantikan rilis pertemuan bank sentral Amerika Serikat atau Federal Reserve periode Desember 2023. Risalah The Fed dijadwalkan terbit pada Rabu depan (3/1), sebagai petunjuk untuk melihat kebijakan mereka ke depan.
Secara umum pasar memperkirakan The Fed akan kembali menahan suku bunga pada pertemuan Januari ini. Indikator FedWatch membaca peluang 70% bunga acuan akan mulai dipangkas pada Maret 2024.
(nng)