NEW YORK -
Wall Street dibuka variatifpada perdagangan, Jumat (5/1/2023) saat pasar terbebani data tenaga kerja non-fam payrolls (NFP) yang menguat. Sentimen tersebut sehingga membangun kekhawatiran inflasi akan kembali meningkat.
Baca Juga: Mengawali Tahun 2024, Wall Street Dibuka di Zona Merah Dow Jones Industrial Average (.DJI) melemah 0,01% menjadi 37.435,40. Sedangkan indeks S&P 500 (.SPX) turun 0,07% di level 4.692.13, selanjutnya Nasdaq Composite (.IXIC) menanjak 0,05% ke posisi 14.517.14.
Biro Statistik Tenaga Kerja mencatat peningkatan pasar tenaga kerja non-farm payrolls (NFP) sebesar 216.000 pekerjaan pada bulan Desember 2023. Angka itu naik dari periode sebelumnya yang mencapai 173.000.
Baca Juga: The Fed Tahan Suku Bunga Jadi Kado Natal Tutup Tahun 2023 Jumlah itu juga meningkat dari ekspektasi konsensus yang disurvei Bloomberg. NFP merupakan data ketenagakerjaan yang berisikan jumlah tenaga kerja Amerika Serikat di semua sektor, kecuali sektor pertanian, pegawai pemerintah, pegawai organisasi non-profit, dan pegawai rumah tangga.
Adapun tingkat pengangguran di
Amerika Serikat naik 3,7%, tak berubah dari periode sebelumnya. Pelaku pasar mencerna data tenaga kerja sebagai petunjuk untuk membaca kebijakan suku bunga bank sentral atau Federal Reserve. The Fed secara luas masih diperkirakan akan menahan suku bunga acuan pada pertemuan bulan ini.
Investor mengharapkan
ekonomi AS dapat soft-landing, yang berarti pasar tenaga kerja masih cukup stabil menjaga perlambatan pertumbuhan agar tidak masuk dalam jurang resesi.
(akr)