VILNIUS - Menteri Luar Negeri
Lithuania , Linas Linkevicius menyatakan, pengerahan pasukan militer
Rusia ke
Belarusia sama saja dengan invasi. Ini adalah respon atas penawaran bantuan oleh Moskow kepada Minsk, termasuk bantuan militer, untuk meredam demonstrasi besar-besaran di Belarusia.
"Tidak ada alasan untuk dukungan militer dari Rusia, dan tidak ada alasan hukum atau alasan lain untuk itu. Itu akan menjadi invasi ke negara itu dan akan menghancurkan jejak terakhir kemerdekaannya," kata Linkevicius.
"Rusia akan mengambil resiko besar jika melakukannya, dalam menghadapi apa yang terjadi di Belarusia, dalam menghadapi dukungan rakyat. Harus dipastikan bahwa invasi tidak akan dibenarkan, baik secara hukum, moral, maupun politik," sambungnya, seperti dilansir Reuters pada Senin (17/8/2020).
(
Baca juga: NATO Bantah Tumpuk Pasukan dan Peralatan Militer Dekat Belarusia )
Sebelumnya diwartakan, Presiden Rusia, Vladimir Putin mengatakan siap mengirimkan tentara ke Belarusia untuk membantu negara tersebut menghalau para demonstran dan mengendalikan situasi. Hal itu disampaikan Putin saat melakukan pembicaraan dengan Presiden Belarusia, Alexander Lukashenko.
Kremlin menuturkan, dalam pembicaraan itu Putin menyatakan bahwa Rusia siap membantu Belarusia sesuai dengan pakta militer kolektif jika perlu dan mengatakan tekanan eksternal sedang diterapkan ke negara itu, tanpa mengatakan dari mana asalnya.
Sementara itu, Lukashenko mengatakan tank dan pesawat NATO telah dikerahkan 15 menit dari perbatasan Belarusia dan negara-negara tetangga memerintahkan negara itu untuk mengadakan pemilihan baru. Permintaan itu dengan tegas ditolak Lukashenko.
(B
aca juga: Kekuatan Baterai Peugeot e-208 Diuji di Lithuania )
NATO sendiri telah membantah klaim Lukashenko. "Tidak ada penumpukan militer NATO di kawasan itu. Kehadiran pasukan multinasional NATO bukanlah ancaman bagi negara manapun. Ini sangat defensif, proporsional, dan dirancang untuk mencegah konflik dan menjaga perdamaian," ucap juru bicara NATO, Oana Lungescu.
(esn)