floating-Masih Ada Ruang Buat...
Masih Ada Ruang Buat BI Tahan Suku Bunga di 6,25%, Begini Pertimbangannya
Masih Ada Ruang Buat...
Masih Ada Ruang Buat BI Tahan Suku Bunga di 6,25%, Begini Pertimbangannya
Rabu, 21 Agustus 2024 - 08:29 WIB
JAKARTA - Ekonom Makroekonomi dan Pasar Keuangan LPEM FEB UI, Teuku Riefky menilai Bank Indonesia (BI) masih perlu mempertahankan BI Rate atau suku bunga acuan di level 6,25% di periode Agustus 2024. Saran ini diberikan atas dasar beberapa bahan pertimbangan.

Baca Juga: Perry Warjiyo Ungkap Ada Ruang Penurunan BI Rate di Penutup Tahun 2024

Pertimbangan pertama, inflasi umum melambat menjadi 2,13% (y.o.y) pada Juli 2024, turun dari 2,51% pada Juni 2024, didorong oleh penurunan harga pangan pascapanen dan permintaan yang lebih rendah setelah Idul Adha.

"Inflasi inti naik tipis menjadi 1,95% (y.o.y) pada Juli 2024, didorong oleh kenaikan harga emas perhiasan, kopi, dan pendidikan," kata Riefky dalam keterangannya, Rabu (21/8/2024).

Baca Juga: Suku Bunga Acuan Juli 2024 Kembali Ditahan di Level 6,25%, Begini Alasan BI

Pertimbangan selanjutnya, kemungkinan The Fed memangkas suku bunganya yang mencapai level tertinggi sejak pertengahan 2020, sehingga arus modal masuk ke berbagai negara berkembang dan Rupiah telah ter-apresiasi sebesar 3,21 persen (m.t.m.) dalam 30 hari terakhir.

Rupiah terapresiasi sebesar 3,80% menjadi Rp15.675 per USD antara 30 Juli dan 14 Agustus, didukung oleh arus modal masuk di tengah ekspektasi penurunan suku bunga The Fed.

Kemudian, cadangan devisa Indonesia meningkat sebesar USD5,2 miliar, kenaikan bulanan tertinggi sejak Desember 2023.

Meskipun inflasi menurun, penurunan suku bunga yang terlalu cepat dapat meningkatkan volatilitas mata uang RI dan berpotensi melemahkan rupiah karena dapat memicu arus modal keluar.

Untuk menjaga perbedaan suku bunga dan menstabilkan mata uang, lanjut Riefky, Bank Indonesia perlu menyelaraskan momentum penurunan suku bunga dengan pelonggaran moneter the Fed. "Oleh karena itu, BI perlu menahan suku bunga acuannya di 6,25% rapat dewan gubernur bulan Agustus ini," ujarnya.

Riefky menilai, pemotongan suku bunga acuan yang terlalu dini berisiko mendorong arus modal keluar sehingga meningkatkan volatilitas dan memicu depresiasi rupiah.

Oleh sebab itu, pemotongan suku bunga acuan oleh BI nampaknya perlu sejalan dengan momentum pemotongan suku bunga the Fed untuk menjaga perbedaan tingkat suku bunga. Sehingga, BI perlu menahan suku bunga acuannya di 6,25 persen pada rapat dewan gubernur BI Agustus ini.
(akr)
Baca Berita
Dengarkan Selanjutnya :
1.332 Entitas Keuangan...
1.332 Entitas Keuangan Ilegal Diblokir di Awal 2025, Ada Pinjol, hingga Investasi Bodong
Tarif Trump Akhirnya...
Tarif Trump Akhirnya Luluh, Berikut Kronologi Perang Dagang AS dan China
Harga Emas Antam Lagi-lagi...
Harga Emas Antam Lagi-lagi Ambruk, Hari Ini Turun Rp21 Ribu
Bank Indonesia Buka...
Bank Indonesia Buka Lowongan Kerja, Ini Posisi yang Dibutuhkan
Aturan TKDN Direvisi,...
Aturan TKDN Direvisi, Menperin: Bangun Industri Sulit, Menghancurkannya Sangat Mudah