BEIJING - Meski masih belum memberikan hasil terhadap uji klinis
vaksin , ternyata
China sudah memberikan kandidat
vaksin COVID-19 kepada kelompok "berisiko tinggi", termasuk tenaga medis, sejak akhir Juli 2020.
Padahal uji klinis
vaksin yang akan menunjukkan apakah itu bekerja atau tidak belum selesai, menurut laporan berita, seperti dilansir Live Science.
Baca Juga: Trump Sebut China sebagai Penipu Ulung Menurut CNN, selama akhir pekan, pejabat kesehatan
China mengatakan, negara itu telah menyetujui penggunaan darurat vaksin yang dikembangkan oleh perusahaan obat Sinopharm pada 22 Juli lalu. Petugas medis, petugas bea cukai, dan perbatasan serta petugas lainnya yang berisiko tinggi terkena COVID-19 memenuhi syarat untuk menerima vaksin.
Pejabat menambahkan, mereka berharap untuk memperluas penggunaan vaksin ini untuk pekerja penting lainnya di musim gugur dan musim dingin.
"Begitu kami membangun penghalang kekebalan untuk staf medis, personel yang terlibat dalam operasi dasar kota, seperti yang ada di pasar petani, transportasi, dan di beberapa industri jasa mungkin menerima vaksin," kata Zheng Zhongwei, Direktur Science dan Pusat Pengembangan Teknologi Komisi Kesehatan Nasional
China , seperti disitat dari CNN.
Pengumuman tersebut menyusul berita dari pertengahan Agustus bahwa Rusia menyetujui
vaksin COVID-19 untuk digunakan pada kelompok tertentu, termasuk pekerja medis.
China telah menyetujui kandidat
vaksin yang berbeda, yang dikembangkan, sebagian, oleh CanSino Biologics, perusahaan yang berbasis di Tianjin untuk digunakan dalam personel militer. Dosis vaksin itu telah diberikan kepada personel militer sejak Juni lalu.
Namun, tidak ada kandidat
vaksin COVID-19 yang menyelesaikan uji klinis fase 3. Hanya uji coba fase 3, yang sering melibatkan puluhan ribu orang, yang dapat menentukan apakah suatu vaksin benar-benar mencegah infeksi COVID-19.
Uji coba semacam itu adalah langkah penting dalam pengembangan vaksin. Pada peraturan AS yang sudah lama berlaku akan membutuhkan uji coba fase 3 yang lengkap sebelum
vaksin COVID-19 dapat disetujui di sini.
Baca Juga: China Target 2030 Jadi Superpower AI (agn)