DUBAI - Menteri Luar Negeri (Menlu) Amerika Serikat (AS) Mike Pompeo membahas stabilitas regional dan persatuan Teluk dengan para pemimpin Bahrain pada Rabu (26/8).

Pertemuan itu menjadi bagian dari tur Timur Tengah setelah kesepakatan antara Israel dan Uni Emirat Arab (UEA) untuk normalisasi hubungan.

Saat tiba pada Selasa (25/8) malam, Pompeo menyatakan penting untuk memanfaatkan momentum kesepakatan yang dimediasi AS dan diumumkan pada 13 Agustus itu.

Israel dan AS menyatakan mereka mendorong lebih banyak negara Arab yang mengikuti langkah UEA itu. Menteri intelijen Israel telah menyebut Bahrain sebagai calon negara selanjutnya yang akan membuat kesepakatan dengan rezim Zionis itu.

Putra Mahkota Bahrain Salman bin Hamad Al Khalifa menyambut upaya AS dalam kesepakatan Israel dan UEA itu. “Penting meningkatkan upaya untuk mewujudkan solusi yang menjadikan perdamaian sebagai pilihan strategis untuk mengakhiri konflik Palestina dan Israel,” ungkap Putra Mahkota Salman, dikutip kantor berita BNA.

Pompeo juga bertemu raja Bahrain , menteri luar negeri dan putra raja, Pangeran Nasser bin Hamad Al Khalifa yang ditunjuk sebagai Penasehat Keamanan Nasional pada Oktober lalu.

Raja Bahrain dan Pompeo membahas pengembangan hubungan bilateral. Raja menekankan pentingnya upaya intensif menyelesaikan konflik Israel dan Palestina.

Bahrain menyambut kesepakatan UEA dan Israel segera setelah diumumkan dan menyebutnya memperkuat peluang perdamaian. (Baca Juga: Presiden DK PBB Indonesia Hentikan Langkah Sanksi AS pada Iran)

“Kami membahas pentingnya membangun perdamaian dan stabilitas regional, termasuk pentingnya persatuan Teluk dan melawan pengaruh jahat Iran di kawasan,” tweet Pompeo di Twitter setelah bertemu putra mahkota. (Baca Infografis: Tsar Bomba, Bom Nuklir Terkuat Sejagad Milik Rusia Berikut Perbandingannya)

Pompeo mengunjungi Yerusalem dan Sudan sebelum Bahrain dan sekarang berada di UEA. (Lihat Video: Menaker Pastikan BLT Subsidi Gaji Rp600 Ribu Cair Akhir Agustus)