floating-Ramalan Gubernur Bank...
Ramalan Gubernur Bank Indonesia: The Fed Turunkan Suku Bunga 2 Kali Tahun Depan
Ramalan Gubernur Bank...
Ramalan Gubernur Bank Indonesia: The Fed Turunkan Suku Bunga 2 Kali Tahun Depan
Sabtu, 14 Desember 2024 - 22:47 WIB
JAKARTA - Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo mengungkapkan, bahwa Federal Reserve alias The Fed atau bank sentral AS hanya akan menurunkan suku bunga sebanyak dua kali di tahun depan. Menurut Perry, hal ini karena inflasi global bakal terus naik akibat adanya tarif tinggi, bahkan perang dagang imbas kebijakan America First milik Trump.

"Inflasi global, ini yang kami perkirakan Fed Fund Rate tahun depan kemungkinan hanya turun dua kali setelah sebelumnya saya perkirakan empat kali, jadi dua kali," kata Perry dalam Keynote Speech-nya di Seminar KAFEGAMA di Menara BTN, Sabtu (14/12/2024).

Baca Juga: Spekulasi Trump Bakal Mendepak Bos Bank Sentral AS Jerome Powell Terjawab

Adapun Perry menegaskan, akan sulit untuk melakukan investasi juga imbas suku bunga AS akan sangat tinggi, Fed Fund Rate akan turun sedikit, dan suku bunga obligasi pemerintah AS alias US Treasury sangat tinggi.

Imbas dari kebijakan Trump 2.0, kata Perry juga akan berbeda di masing-masing negara. Apalagi pertumbuhan ekonomi global saat ini diperkirakan dari 3,2% ke 3,1% pada 2025 dan akan turun lagi ke 3% pada tahun 2026.

BI juga memprediksi hanya AS negara maju dengan pertumbuhan ekonomi positif dalam dua tahun mendatang. Eropa dan China bakal mengalami penurunan, sedangkan Jepang masih mampu bertahan, meski sempat mengalami pertumbuhan 0 persen pada 2024.

Salah satu cara untuk memacu pertumbuhan ekonomi adalah dengan ekspor. Untuk maksimalisasi langkah ini, Indonesia harus melakukan ekspor ke negara dengan pertumbuhan ekonomi tinggi.

“Berarti kita harus melakukan negosiasi bilateral. Iya, kita harus impor lebih banyak, tapi harus lebih banyak lagi yang diekspor sehingga aktivitasnya akan terus naik,” ujar Perry.

Selain dari perdagangan, pariwisata juga memiliki peran penting untuk pertumbuhan ekonomi. Menurut Perry, Indonesia sebaiknya menyasar turis asal India. “Karena minimum day spent mereka lima hari,” ujar Perry.

Artinya, turis Negeri Bollywood menghabiskan waktu minimal lima hari saat plesiran di negara ini. Perry juga mendorong Yogyakarta menjadi salah satu tujuan wisata untuk turis India karena memiliki budaya yang serupa.

Baca Juga: Bos BI Ungkap Efek Trump Menang: Dolar AS Terus Menguat, Suku Bunga Tinggi

Selama ini, Indonesia mengekspor banyak komoditas ke India seperti sumber batubara hingga furniture dan dampaknya, Tanah Air mengalami surplus perdagangan dengan negara tersebut.
(akr)
Baca Berita
Dengarkan Selanjutnya :
Menkeu Sri Mulyani Blak-blakan...
Menkeu Sri Mulyani Blak-blakan Soal Surplus Rp4,3 Triliun APBN April 2025
Seluruh SPBU Shell di...
Seluruh SPBU Shell di Indonesia Dijual, Apa Sebabnya?
Direktur Bank Sentral...
Direktur Bank Sentral Brasil: BRICS Tak Cukup Besar untuk Meruntuhkan Dolar AS
Grab Buka-bukaan Soal...
Grab Buka-bukaan Soal Alasan Ogah Angkat Status Mitra Driver Jadi Karyawan
Inovasi Pemasaran Jasindo...
Inovasi Pemasaran Jasindo Berbuah BUMN Entrepreneurial Marketing Awards 2025