JAKARTA - Pada malam pergantian tahun 2024-2025, Denny JA mengusulkan agar malam tahun baru dijadikan sebagai hari raya bersama umat manusia di seluruh dunia. Ia menyampaikan gagasan ini dengan alasan bahwa dunia saat ini semakin terhubung dan manusia telah menyatu sebagai satu komunitas global.

Menurut Denny JA, setiap agama memiliki hari raya, tetapi kita hidup di dunia dengan beragam agama. Begitu pula setiap negara memiliki hari besar masing-masing, namun kita juga memiliki banyak negara. Dalam kondisi dunia yang kini terhubung erat, ia mengajukan pertanyaan reflektif: apakah ada satu hari raya yang mampu menyatukan seluruh manusia tanpa memandang perbedaan agama, budaya, atau bangsa?

"Malam Tahun Baru adalah momen universal. Saat itu, harapan menyala di hati setiap orang, melintasi sekat-sekat identitas, mengundang doa bersama untuk kehidupan yang lebih baik dan dunia yang lebih damai," ujar Denny JA, Selasa (31/12/2024).

Ia menekankan, pergantian tahun merupakan perayaan milik semua orang, tanpa diskriminasi atau batasan. Malam Tahun Baru, menurutnya, dapat menjadi simbol persatuan, sebuah pengingat bahwa meski kita memiliki banyak perbedaan, pada dasarnya kita tetap satu umat manusia.

Dengan menjadikan Malam Tahun Baru sebagai hari raya universal, Denny JA berharap manusia di seluruh dunia dapat merayakannya bersama-sama. Hal ini, katanya, akan mempererat rasa kebersamaan, melampaui batas negara, agama, budaya, dan bahasa.

Gagasan ini mengundang refleksi mendalam tentang pentingnya memiliki momen kolektif yang mengingatkan kita pada nilai-nilai persatuan dan harapan di tengah dunia yang semakin terhubung. Apakah ide ini akan diterima dan diadopsi secara global? Hanya waktu yang akan menjawab.