floating-Bisakah Perusahaan Investasi...
Bisakah Perusahaan Investasi Jared Kushner Hubungkan Uang Teluk dengan Rencana Trump Caplok Gaza?
Bisakah Perusahaan Investasi...
Bisakah Perusahaan Investasi Jared Kushner Hubungkan Uang Teluk dengan Rencana Trump Caplok Gaza?
Jum'at, 07 Februari 2025 - 15:01 WIB
GAZA - Rencana Presiden Donald Trump agar Amerika Serikat (AS) mengambil alih Jalur Gaza dan membangun "Riviera Timur Tengah" begitu mencengangkan sehingga para analis dan diplomat berspekulasi dia mengarang sebagian besar rencananya.

Jika diteliti lebih dekat, jelas bahwa salah satu anggota keluarga terdekat Trump telah mendiskusikan hal serupa setidaknya selama setahun dan dia memiliki dana serta koneksi politik untuk mewujudkannya.

“Properti tepi laut Gaza, bisa jadi sangat berharga,” ujar Jared Kushner, menantu Trump dan mantan penasihat Timur Tengah Gedung Putih, pada Februari 2024.

"Situasi di sana agak tidak menguntungkan, tetapi menurut saya dari sudut pandang Israel, saya akan melakukan yang terbaik untuk memindahkan orang-orang keluar dan kemudian membereskannya,” papar dia.

Kushner berbicara saat Israel mempertimbangkan invasi Rafah, kota perbatasan selatan Gaza.

Dia mengatakan warga Palestina dapat dipindahkan secara paksa ke gurun Negev di Israel atau Mesir. Ketika ditekan, dia mengatakan mereka akan diizinkan untuk kembali ke Gaza.

Namun, bukan hal yang sepele bahwa hukum internasional mendikte hak-hak teritorial tersebut, dan AS tidak mengendalikan hak properti untuk tepi laut Gaza atau batas-batas maritimnya.

Trump awalnya mengatakan Jalur Gaza yang dikuasai AS akan dihuni oleh "orang-orang dunia" dan tidak akan ada alasan bagi warga Palestina untuk kembali. Para penasihatnya menarik kembali klaim Trump tersebut.

Namun, kata-kata Kushner adalah masalah. Dia bukan hanya mertua atau bahkan mantan penasihat Gedung Putih.

Setelah masa jabatan pertama Trump berakhir, Kushner meluncurkan dana ekuitas swasta, Affinity Partners.

Dana tersebut tampaknya dibuat khusus untuk visi Trump membangun kota mewah di Gaza.

Affinity Partners: Dari Albania ke Israel



Kushner terjun ke bisnis real estat keluarga Yahudi-Amerika-nya dengan berinvestasi di Boston saat menjadi mahasiswa di Universitas Harvard.

Kemudian, dia terjun ke dunia real estat Kota New York. Ayahnya, Charles Kushner, dinominasikan Trump sebagai duta besar AS untuk Prancis.

Ketertarikan Kushner baru-baru ini pada real estat memadukan selera untuk properti eksotis, petualangan, dan geopolitik.

Dia berencana membangun resor mewah senilai USD1,4 miliar di Sazan, satu-satunya pulau Albania di Mediterania dan bekas pangkalan militer.

Dananya telah memulai pembangunan untuk mengubah gedung Kementerian Pertahanan Yugoslavia lama di Belgrade, Serbia, menjadi hotel mewah dan kompleks mewah.

Hantu perang Balkan tahun 1990-an masih terasa, sementara konflik Israel-Palestina masih berkecamuk.

Namun, Kushner mendirikan dananya untuk membina hubungan ekonomi yang lebih erat antara negara-negara Arab dan Israel.

Dia adalah salah satu arsitek utama Perjanjian Abraham Trump, dan dia menjalin persahabatan yang sangat dekat dengan Putra Mahkota Arab Saudi Mohammed bin Salman (MBS).

Kushner mengajukan rencana yang dijuluki "Kesepakatan Abad Ini", yang menyerukan Israel mencaplok 30% wilayah Tepi Barat dan mendirikan negara semu Palestina tanpa militer.

Rencana tersebut mencoba menarik Otoritas Palestina dengan menawarkan bantuan ekonomi sebesar USD50 miliar. Rencana tersebut ditolak.

Arab Saudi adalah pendukung utama Affinity Partners, dengan dana kekayaan kedaulatannya memberi Kushner USD2 miliar dolar.

Hingga Desember tahun lalu, Uni Emirat Arab (UEA) dan Qatar juga telah menyumbangkan total USD1,5 miliar untuk dana tersebut.

Dengan uang Teluk, Affinity Partners telah berinvestasi di dua perusahaan Israel: Phoenix Holdings, perusahaan asuransi, dan divisi penyewaan mobil Shlomo Holdings, yang perusahaan induknya, Shmeltzer Holdings, merupakan salah satu pemilik Israel Shipyards, satu-satunya pembuat kapal domestik untuk angkatan laut Israel.

Tergiuruntuk Masuk



Dalam podcast Agustus 2024, Joseph Pelzman, profesor ekonomi yang kurang dikenal di Universitas George Washington, mengatakan Kushner "ingin menanamkan uang di sana" dan para investornya "tergiur untuk masuk", mengacu pada Gaza.

Pelzman menulis makalah tentang rekonstruksi Gaza pascaperang yang hampir kata demi kata sesuai dengan apa yang diminta Trump.

Profesor Israel-Amerika itu mengatakan usulannya yang menyerukan agar warga Palestina dipindahkan dan investor internasional membangun resor mewah "diterima oleh orang-orang Trump karena merekalah yang awalnya tertarik."

"Tempat untuk memulai adalah dengan menggali seluruh tempat itu. Kemudian Anda harus mencari tahu apa yang harus dilakukan dengan penduduk setempat, Anda harus memindahkan mereka. Semuanya harus disingkirkan... tidak ada yang berdiri tegak," ujar Pelzman dalam podcast berjudul "America, Baby", yang dipandu profesor Israel Kobby Barda

"Amerika Serikat dapat bersandar pada Mesir," ujar dia. "Mesir adalah negara yang bangkrut. Kita tahu mereka bangkrut, benar-benar bangkrut".

Abraham Accords 2.0



Rencana Trump langsung ditolak sekutu Teluk seperti Arab Saudi, yang uangnya menurut Trump akan digunakan AS untuk membangun kembali Jalur Gaza.

Seruannya agar AS terlibat langsung di Jalur Gaza juga membuat jengkel sebagian basis domestiknya yang menentang intervensi asing.

Namun pada hari Kamis, Trump menggandakannya, hanya mengklarifikasi seruannya untuk "posisi kepemilikan jangka panjang" daerah kantong yang porak poranda itu tidak akan membutuhkan pasukan AS di darat.

Trump mengatakan pemindahan itu akan dilakukan setelah Israel selesai berperang dan setelah orang-orang Palestina pergi.

Middle East Eye melaporkan pada hari Rabu bahwa Trump bermaksud memberikan tekanan pada negara-negara Teluk agar mendanai pengambilalihan Gaza oleh AS.

Sebagai imbalan atas pendanaan pemindahan paksa warga Palestina dan rekonstruksi Gaza, Trump bermaksud menawarkan hak properti tepi laut kepada Arab Saudi, Qatar, dan UEA.

Dalam arti tertentu, Trump ingin negara-negara Teluk mendanai proyeknya. Negara-negara Teluk itu merupakan investor Kushner.

Ide untuk memperoleh hak pengembangan dari real estat Mediterania dengan imbalan sejumlah jenis investasi adalah apa yang telah dilakukan UEA di pesisir Mesir dengan membayar USD35 miliar untuk mengembangkan Ras el-Hekma di pesisir barat laut Mesir.

“Trump kembali ke model pembangunan ekonomi sambil menyingkirkan keluhan politik Palestina. Itulah yang terbukti tidak cukup tentang Perjanjian Abraham; rakyat Palestina berada di pinggir lapangan," ujar Marwa Maziad, profesor di Gildenhorn Institute for Israel Studies di University of Maryland, kepada MEE.

“Masalahnya adalah Netanyahu masih berpikir dia bisa menyingkirkan rakyat Palestina. Itulah yang tidak dapat diterima oleh pemain regional seperti Mesir, Yordania, Turki, dan negara-negara Teluk Arab," pungkas dia.

Baca juga: Netanyahu Beri Trump Pager Emas, Ingatkan Serangan Brutal Israel di Lebanon
(sya)
Baca Berita
Dengarkan Selanjutnya :
4 Kesepakatan Bersejarah...
4 Kesepakatan Bersejarah AS-Arab Saudi, Salah Satunya Jual Beli Senjata Rp2.348 Triliun
Tahun Lalu Kepalanya...
Tahun Lalu Kepalanya Dihargai Rp165 Miliar oleh AS, Kini Justru Berjabat Tangan dengan Trump
Iran Terbuka untuk Pembatasan...
Iran Terbuka untuk Pembatasan Pengayaan Uranium Sementara
Harta 38 Miliarder Arab...
Harta 38 Miliarder Arab Jauh Lebih Besar dari PDB 130 Negara, Tembus Rp2.111 Triliun
Bertemu Putra Mahkota...
Bertemu Putra Mahkota Arab Saudi, Trump akan Cabut Semua Sanksi AS pada Suriah