GAZA - Momen yang sangat jarang terjadi,
Hamas dan Fatah tampaknya memiliki satu suara untuk melawan ide pencaplokan Gaza oleh Donald Trump.
Hamas mengatakan pihaknya menghargai posisi yang diambil oleh Yordania dan Mesir yang telah menolak pemindahan paksa warga Palestina dari Gaza dan menggembar-gemborkan rencana rekonstruksi Arab.
“Kami menghargai posisi saudara-saudara Arab kami dan semua negara di dunia yang menyatakan penolakan mereka terhadap rencana untuk menggusur rakyat kami atau melikuidasi hak-hak nasional mereka,” Hamas menambahkan dalam sebuah pernyataan.
“Kami menegaskan bahwa rakyat kami akan tetap berkomitmen pada tanah dan tanah air mereka dan tidak akan menerima solusi apa pun yang mengurangi hak-hak sah mereka atas kebebasan dan kemerdekaan.”
Baca Juga: Erdogan Galang Kekuatan Lawan Pencaplokan Gaza Sementara itu, Kementerian Luar Negeri Palestina, yang dijalankan oleh Otoritas Palestina yang dikuasai Hamas, menyebut komentar raja Yordania di Washington, bersama dengan reaksi dari Mesir, Arab Saudi, dan negara-negara lain sebagai “berani dan persaudaraan”.
Dikatakan dalam sebuah pernyataan bahwa Gaza membutuhkan “rencana yang solid yang menikmati konsensus Palestina, Arab, dan internasional dan dilaksanakan dengan kontribusi lembaga-lembaga internasional dan mitra”.
Sementara itu, Presiden Mesir Abdel Fattah el-Sisi tidak akan melakukan perjalanan ke AS untuk berunding jika agendanya mencakup rencana Trump untuk mengusir warga Palestina dari Gaza, dua sumber keamanan Mesir mengatakan kepada Reuters.
Dalam panggilan telepon antara Trump dan el-Sisi pada 1 Februari, presiden AS menyampaikan undangan terbuka kepada mitranya dari Mesir untuk mengunjungi Gedung Putih, kata kepresidenan Mesir sebelumnya.
Belum ada tanggal yang ditetapkan untuk kunjungan tersebut, kata seorang pejabat AS.
Kepresidenan Mesir dan Kementerian Luar Negeri tidak segera menanggapi permintaan komentar, Reuters melaporkan.
Sebelumnya, China telah menegaskan kembali penentangannya terhadap pemindahan paksa warga Palestina ketika ditanya tentang rencana Presiden AS Donald Trump untuk memindahkan penduduk Gaza ke tempat lain.
"Gaza adalah milik Palestina dan merupakan bagian integral dari wilayah Palestina," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Guo Jiakun dalam jumpa pers rutin, dilansir Al Jazeera.
"Kami menentang pemindahan paksa warga Gaza."
(ahm)