JAKARTA - Saat bursa saham naik turun, saham PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) diprediksi bakal terus mengalami kenaikan. Di tengah kepanikan para trader dan investor, ada pihak yang tetap tenang dan yakin.

“Saat orang lain panik, kami tetap optimistis. Dengan Astronacci Time Trading, saya tidak hanya sekadar memberikan analisa, tetapi juga menetapkan tanggal pasti kapan harga akan berbalik arah. Bank-bank pelat merah dengan fundamental yang kuat pasti akan kembali menguat,” ungkap CEO sekaligus Founder Astronacci International, Gema Goeyardi, Kamis (6/3/2025).

Dalam paparannya, Gema melakukan riset mendalam mengenai pergerakan BBRI. “Investor dan trader tidak perlu panik, Anda bisa melihat area 3.380 - 3.480 sebagai area pembelian terbaik untuk saham bank BRI ,” ujar Gema.

Baca Juga: Kinerja Mentereng BRI di Kuartal III 2024, Cetak Laba Rp45,36 Triliun

Tepat pada tanggal 28 Februari dan area harga tersebut, saham BBRI berhenti turun dan mengalami pembalikkan arah harga dan naik pesat hingga 17%.

Gema menyebut saat market merah dan banyak orang panik dan takut, metodenya diklaim membantu untuk bisa memanfaatkan momentum dalam membeli saham. Sekaligus membuktikan bahwa metode time trading bukan sekadar teori.

Menurutnya, selama saham tersebut memiliki fundamental keuangan yang tepat, tentunya tidak perlu takut. Apalagi pemerintah berkomitmen menjaga sektor keuangan melalui sehatnya bank-bank plat merah, salah satunya BBRI.

Sejak 28 Februari 2025, harga BBRI telah naik 17% di harga 3.960 per 6 Maret 2025, dengan lonjakan 11,28% hanya dalam sehari pada 3 Maret 2025. Momentum ini semakin mengukuhkan kredibilitas time trading dalam membaca arah pasar dengan presisi.

“Kami optimis BBRI akan terus menguat hingga mencapai 6.400 dalam beberapa bulan ke depan, didukung oleh fundamental keuangan yang solid dan sentimen positif pasar,” jelas Gema.

Saham PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) selama empat hari terakhir bergerak ke zona hijau, tercatat sudah menguat 8,82% sepekan terakhir. Saham BBRI pada penutupan perdagangan Kamis (6/3) menguat 2,86% ke level harga Rp3.950 berdasarkan data IDX Mobile.

Volume saham BBRI yang diperdagangkan tercatat sebanyak 434,4 juta dengan nilai sebesar Rp1.716 triliun dan frekuensi perdagangan sebanyak 49,67 ribu kali.

Baca Juga: Strategi BRI Dorong Holding Ultra Mikro Tumbuh Berkelanjutan

Manajemen BBRI dalam keterbukaan informasi menjelaskan, kecenderungan penurunan tersebut disebabkan berbagai faktor, di antaranya kondisi makroekonomi memengaruhi kondisi market utama Perseroan tertekan, yaitu segmen middle - low income.

"Penurunan kualitas aset yang salah satunya terindikasi akibat meningkatnya cost of credit. Perseroan akan senantiasa melakukan berbagai tindakan perbaikan maupun langkah antisipatif," ungkap manajemen dikutip Kamis (6/3).