MOSKOW - Kementerian Luar Negeri
Rusia pada hari Senin memutuskan untuk mengusir dua diplomat
Inggris karena terlibat kegiatan spionase di wilayah Rusia.
Kedua diplomat London itu diperintahkan untuk meninggalkan negara Rusia dalam waktu dua minggu.
"FSB [Dinas Keamanan Federal] akan terus melawan intelijen dan kegiatan subversif dari badan intelijen asing dengan menggunakan semua cara yang tersedia," bunyi pernyataan kementerian tersebut, seperti dikutip dari
Russia Today, Selasa (11/3/2025).
Baca Juga: Zelensky Temui Pangeran Mohammed bin Salman saat Ukraina Kewalahan Hadapi Rusia FSB mengatakan kedua diplomat Inggris tersebut telah dicabut akreditasinya di Rusia setelah terlibat dalam kegiatan spionase.
FSB tidak mengidentifikasi nama keduanya, tetapi mengatakan bahwa mereka adalah sekretaris kedua Kedutaan Inggris dan suami dari sekretaris pertama kedutaan, yang datang ke Rusia "dengan kedok kedutaan nasional”.
Kendati demikian, media-media Rusia mengidentifikasi keduanya sebagaiAlkesh Odedra danMichael Skinner (suami dari Tabasum Rashid).
Dalam sebuah pernyataan, FSB mengatakan bahwa para operatornya telah menemukan kehadiran intelijen yang tidak dideklarasikan di Kedutaan Besar Inggris di Moskow.
"Dua diplomat Inggris ditemukan telah melaksanakan pekerjaan intelijen dan subversif yang mengancam keamanan Rusia," kata FSB.
Masih menurut FSB, kedua diplomat itu secara sengaja memberikan informasi palsu ketika menerima izin untuk memasuki Rusia, sehingga melanggar hukum negara Rusia.
Kementerian Luar Negeri Rusia telah memanggil seorang perwakilan Kedutaan Besar Inggris atas pencabutan akreditasi kedua diplomat tersebut.
Sementara itu, pihak juru bicara Kantor Luar Negeri Inggris dalam sebuah pernyataan mengecam pengusiran dua diplomat mereka oleh Rusia dan tuduhan mata-mata yang dilontarkan.
"Ini bukan pertama kalinya Rusia membuat tuduhan jahat dan tidak berdasar terhadap staf kami," bunyi pernyataan tersebut.
Skandal intelijen selama seperempat abad kekuasaan Presiden Rusia Vladimir Putin telah membuat hubungan diplomatik antara Rusia dan Inggris menjadi tegang.
Pada tahun 2006, Inggris menuduh Moskow berada di balik pembunuhan mantan agen Rusia dan kritikus Kremlin Alexander Litvinenko dalam serangan racun di London.
Pada tahun 2018, Inggris dan sekutunya mengusir puluhan pejabat kedutaan Rusia yang mereka katakan sebagai mata-mata atas upaya peracunan mantan agen ganda, Sergei Skripal, dengan agen saraf era Soviet; Novichok.
(mas)