floating-Bank Raksasa Jerman...
Bank Raksasa Jerman Memperingatkan Kejatuhan Dolar AS, Ini Dasarnya
Bank Raksasa Jerman...
Bank Raksasa Jerman Memperingatkan Kejatuhan Dolar AS, Ini Dasarnya
Minggu, 06 April 2025 - 08:35 WIB
JAKARTA - Deutsche Bank, pemberi pinjaman terbesar yang berbasis di Jerman, memperingatkan krisis kepercayaan yang semakin dalam pada dolar AS (USD) mungkin sedang berlangsung. Hal ini menyusul tarif impor baru AS yang diumumkan oleh Presiden AS Donald Trump hinggamengguncang pasar keuangan hingga memicu ketakutan terhadap efek perang dagang global .

Dalam sebuah catatan kepada klien yang dikutip oleh Reuters, George Saravelos, kepala global riset valuta asing di raksasa keuangan Jerman itu, mengatakan bahwa perubahan besar dalam arus modal dapat mengacaukan pasar mata uang.

"Pesan kami secara keseluruhan bahwa ada risiko pergeseran besar dalam alokasi arus modal mengambil alih dari fundamental mata uang dan bahwa pergerakan FX (pasar valuta asing) menjadi tidak teratur," tulisnya.

Baca Juga: China Balas Tarif Impor 34% Semua Barang dari AS, Trump: Mereka Panik!

Pada pekan ini dolar AS telah turun tajam, yang terpantau melemah lebih dari 1,5% terhadap euro dan yen Jepang dan lebih dari 1% terhadap pound Inggris. Penurunan itu terjadi setelah keputusan Trump untuk memberlakukan tarif, mulai dari 10% hingga 50%, pada berbagai impor dari puluhan negara.

Meningkatnya kekhawatiran akan perang dagang global dilaporkan telah memacu investor untuk mencari aset safe-haven.

Saravelos memperingatkan, bahwa erosi kepercayaan yang berkepanjangan pada dolar dapat memiliki konsekuensi yang luas, terutama untuk zona euro, menimbulkan tantangan bagi Bank Sentral Eropa (ECB).

"Hal terakhir yang diinginkan ECB adalah guncangan disinflasi yang diberlakukan secara eksternal dari hilangnya kepercayaan dolar dan apresiasi tajam pada euro di atas tarif," katanya.

ECB dilaporkan telah menyuarakan keprihatinannya bahwa langkah-langkah perdagangan AS dapat mengganggu kerja sama ekonomi global, mengacaukan ekspektasi inflasi, dan memaksa kalibrasi ulang kebijakan moneter.

Dampak dari tarif sangat cepat. Pasar saham langsung jatuh di seluruh dunia, harga minyak turun, dan imbal hasil obligasi mundur karena investor bersiap menghadapi perlambatan pertumbuhan ekonomi. Sementara itu aset yang dipandang sebagai safe haven – termasuk emas, bund Jerman, dan franc Swiss – semuanya mengalami peningkatan permintaan.

Baca Juga: Kurs Rupiah Ambruk ke Rp16.622/USD, Respons Airlangga Biasa Aja

Lembaga keuangan lainnya, termasuk JPMorgan dan Fitch, telah mengeluarkan peringatan serupa, seperti dilaporkan Financial Times dan Reuters. Mereka memperkirakan bahwa tarif impor terbaru era Trump dapat mengurangi pertumbuhan PDB AS hingga 1,5% dan berpotensi membuat ekonomi utama lainnya mengalami resesi.
(akr)
Baca Berita
Dengarkan Selanjutnya :
3 Penyebab China Sukses...
3 Penyebab China Sukses dapat Diskon Tarif Impor AS dari 145% ke 30%
China Gencar Perang...
China Gencar Perang Lawan Dolar AS, Dunia Makin Butuh Yuan
Gerakan Buang Dolar...
Gerakan Buang Dolar AS Meluas, Perdagangan 5 Negara Ini 93% Gunakan Mata Uang Lokal
Perang Tarif 2 Ekonomi...
Perang Tarif 2 Ekonomi Besar Belum Cair, Banyak Perusahaan China Masuk Pembatasan Ekspor AS
Mengintip Stabilitas...
Mengintip Stabilitas Kurs Rupiah dalam Sepekan hingga 16 Mei 2025