floating-Bodohnya AS, Kirim Senjata...
Bodohnya AS, Kirim Senjata ke Israel untuk Membunuh Warga Amerika di Palestina
Bodohnya AS, Kirim Senjata...
Bodohnya AS, Kirim Senjata ke Israel untuk Membunuh Warga Amerika di Palestina
Rabu, 09 April 2025 - 08:38 WIB
TEPI BARAT - Seorang warga Amerika Serikat (AS)-Palestina Muhammad Rabee merasa ditinggalkan oleh Amerika, katanya kepada AFP pada hari Senin, sehari setelah pasukan Israel membunuh putranya yang berusia 14 tahun selama kunjungan keluarga di Tepi Barat yang diduduki.

Keluarga Rabee tinggal di New Jersey, dan seperti sebagian besar warga Palestina dari kota Tepi Barat; Turmus Ayya, memiliki kewarganegaraan ganda, tetapi sang ayah mengatakan Washington "menutup mata" terhadap serangan dan pelanggaran Israel yang meningkat terhadap mereka.

Kesedihan di wajahnya terlihat bahkan dari balik kacamata hitamnya yang besar, Rabee membawa jenazah putranya Amer, yang diselimuti bendera Palestina, melalui jalan-jalan Turmus Ayya saat puluhan warga keluar untuk memberikan penghormatan terakhir.

Baca Juga: Negara-negara Arab Dikecam karena Tak Berani Melawan Israel dalam Pembersihan Etnis Palestina di Tepi Barat

Seorang koresponden AFP mengatakan beberapa orang melambaikan bendera dan meneriakkan slogan-slogan saat prosesi pemakaman berjalan dari kamar mayat setempat ke masjid, dan akhirnya ke pemakaman.

Setelah penembakan yang menewaskan putranya dan melukai dua remaja lainnya di Turmus Ayya, dekat jalan utama melalui Tepi Barat, Rabee mengatakan dia memiliki pesan untuk Presiden AS Donald Trump.

"Trump harus menghentikan situasi ini, berhenti mengirim senjata ke Israel yang kemudian digunakan untuk membunuh rakyatnya," kata Rabee.

Wali Kota Turmus Ayya, Lafi Shalabi, mengatakan kepada AFP bahwa ketiga anak laki-laki itu terkena tembakan langsung saat mereka sedang memetik kacang almond hijau.

Salah satu dari dua orang yang terluka, yang keduanya berusia 14 tahun, juga warga negara AS, katanya.

Namun, militer Israel mengatakan mereka adalah "teroris" yang melemparkan batu ke mobil yang melaju di jalan.

Militer merilis video hitam-putih yang memperlihatkan tiga orang, salah satunya tampak melemparkan benda yang tidak jelas.

Rabee mengatakan bahwa "video itu tidak akurat" dan tidak membuktikan bahwa putranya telah melemparkan batu.

"Ada enam peluru di tubuhnya, dua di jantungnya, dua di bahunya, dan dua di wajahnya," kata sang ayah.

Warga Negara yang Terlupakan



Rabee mengatakan bahwa dalam kasus-kasus serangan sebelumnya di sekitar Turmus Ayya, kedutaan AS biasanya menerima versi Israel dari kejadian tersebut, meskipun ada bukti yang menunjukkan kekerasan dari pemukim Israel yang berada di bawah perlindungan tentara, "serangan, pembunuhan, pembakaran, dan pencurian tanah Palestina".

"Semua hal ini—kedutaan AS menutup mata terhadap mereka," katanya.

Beberapa warga sependapat dengannya. Bagi mereka, inilah kebodohanAS hanya demi membela Israel secara buta.

Majdi Arif, seorang guru pensiunan yang tinggal di New Jersey selama dua dekade, mengatakan kekhawatiran mereka sering tidak terjawab.

"Biasanya, kedutaan AS tidak melakukan apa pun, atau melaporkan kasus-kasus kepada pemerintah Israel, yang tidak berguna bagi kami," katanya kepada AFP.

Turmus Ayya terletak di dekat pemukiman Israel di Shilo, yang penduduknya menurut Shalabi telah terlibat dalam serangan terhadap Turmus Ayya.

Kementerian Kesehatan Palestina serta Wali Kota Shalabi mengatakan seorang pemukim Israel hadir bersama para tentara pada saat penembakan.

Yaser Alkam, kepala departemen hubungan luar negeri Turmus Ayya, mengatakan: "Warga Palestina-Amerika di Turmus Ayya benar-benar kecewa...kami adalah warga negara Amerika Serikat yang terlupakan."

"Kami telah menghubungi kedutaan AS berkali-kali," katanya, tetapi tidak berhasil.

Dihubungi oleh AFP, kedutaan besar AS di Yerusalem tidak segera menanggapi permintaan komentar.

Warga Palestina Menjadi Sasaran



"Turmus Ayya terdiri dari 80 persen warga Amerika," kata Alkam.

"Ketika seorang tentara Israel menembaki...anak-anak kecil, ada kemungkinan 80 persen dia mengenai orang Amerika."

Alkam, yang tinggal selama 25 tahun di California, mengecam serangan harian tentara Israel ke kota itu "tanpa alasan" yang sering meningkat dengan cepat dan terbukti fatal bagi warga Palestina, termasuk anak-anak yang sering ditembak karena melemparkan batu.

Dia memperingatkan bahwa dengan "dukungan tanpa syarat" Trump untuk pemerintah Israel, akan ada "lebih banyak kekerasan tanpa hukuman" terhadap warga Palestina.

Kekerasan telah melonjak sejak dimulainya perang Israel-Hamas pada Oktober 2023 di Jalur Gaza, wilayah Palestina yang terpisah.

Setidaknya 918 warga Palestina telah dibunuh oleh pasukan Israel atau pemukim di Tepi Barat sejak saat itu, menurut angka Kementerian Kesehatan Palestina.

"Baik tentara Israel, pemukim, atau polisi—seluruh rakyat Palestina menjadi sasaran," kata Shalabi.
(mas)
Baca Berita
Dengarkan Selanjutnya :
Donald Trump Bakal Pecat...
Donald Trump Bakal Pecat Penasihat Keamanan Nasional Mike Waltz, Ini Penyebabnya
Bos Pentagon Ancam Iran...
Bos Pentagon Ancam Iran usai Serangan Houthi Bikin Jet F/A-18 AS Tenggelam di Laut Merah
Israel Dilanda Kebakaran...
Israel Dilanda Kebakaran Terparah dalam Sejarah, Pejabat Zionis Saling Menyalahkan
Kebakaran Menggila di...
Kebakaran Menggila di Israel, Apa yang Sebenarnya Terjadi?
Trump Hadapi Upaya Pemakzulan...
Trump Hadapi Upaya Pemakzulan Ketiga