floating-Indonesia Ingin Gabung...
Indonesia Ingin Gabung Proyek KAAN, Jet Tempur Generasi Ke-5 Turki
Indonesia Ingin Gabung...
Indonesia Ingin Gabung Proyek KAAN, Jet Tempur Generasi Ke-5 Turki
Jum'at, 11 April 2025 - 06:31 WIB
ANKARA - Indonesia menyatakan keinginannya untuk bergabung dengan proyek jet tempur generasi kelima buatan Turki.

Pesawat tempur tersebut telah dipandang sebagai tonggak sejarah dalam upaya Turki untuk meningkatkan Angkatan Udara-nya dan mengurangi ketergantungan eksternal.

Niat Indonesia disampaikan oleh Presiden Prabowo Subianto, yang tiba di Ankara untuk berunding dengan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan, dengan tujuan memperluas hubungan yang sudah erat antara kedua negara.

Baca Juga: Arab Saudi ingin Beli 100 Jet Tempur Kaan Buatan Turki

Prabowo merujuk pada pesawat tempur KAAN, jet tempur generasi kelima yang telah dikerjakan Turki selama hampir satu dekade. Jet tersebut pertama kali diperkenalkan ke publik pada tahun 2023 sebelum melakukan uji terbang perdananya pada awal tahun 2024.

KAAN akan menjadikan Turki salah satu dari sedikit negara yang memiliki infrastruktur dan teknologi untuk memproduksi pesawat tempur generasi kelima.

Ankara telah berulang kali menyuarakan niatnya untuk bekerja sama dengan negara-negara sahabat dalam proyek tersebut.

Prabowo menyatakan kesediaan Indonesia untuk bekerja sama dengan Turki di bidang ekonomi, kesehatan, konstruksi, energi, dan budaya. Penekanan terkuatnya adalah pada niat untuk lebih meningkatkan kerja sama pertahanan.

"Kami menginginkan kemitraan yang lebih kuat," katanya dalam konferensi pers bersama Erdogan, yang mengunjungi Indonesia pada Februari lalu sebagai bagian dari lawatannya ke Asia.

"Indonesia juga ingin mengambil bagian dalam proyek Pesawat Tempur Nasional KAAN generasi kelima," katanya, seperti dikutip dari Daily Sabah, Jumat (11/4/2025).

Prabowo juga mengatakan Indonesia ingin terlibat dalam inisiatif Turki yang berpusat pada pembuatan kapal selam.

"Saya mengagumi Turki dan belajar banyak dari sini," katanya.

Turki, yang merupakan anggota NATO, meluncurkan proyek TF-X untuk memproduksi pesawat tempur nasional pada tahun 2016. Proyek tersebut kemudian dikenal sebagai KAAN.

KAAN diharapkan dapat menggantikan armada F-16 milik Komando Angkatan Udara Turki yang sudah tua, yang rencananya akan dihentikan produksinya mulai tahun 2030-an.

KAAn awalnya akan didukung oleh dua mesin General Electric F-110, yang juga digunakan pada jet tempur Lockheed Martin generasi keempat.

Turki bermaksud menggunakan mesin yang diproduksi di dalam negeri pada jet tersebut dalam produksi serial, yang diharapkan akan dimulai pada tahun 2028.

Pesawat tersebut akan mampu melakukan pertempuran udara-ke-udara dengan senjata generasi baru dan serangan presisi dari ruang senjata internal dengan kecepatan supersonik. Pesawat ini juga akan memberikan peningkatan daya tempur dengan kecerdasan buatan dan dukungan jaringan saraf.

Erdogan memuji hubungan dekat dengan Indonesia, negara berpenduduk mayoritas Muslim terbesar di dunia, dan mengatakan kedua negara berusaha untuk memperluas kerja sama lebih jauh dan meningkatkan pertukaran barang bilateral mereka.

"Kami meninjau langkah-langkah potensial untuk memperluas volume perdagangan ke target USD10 miliar secara berimbang, berdasarkan pada keuntungan bersama," katanya.

Erdogan dan Prabowo juga mengawasi penandatanganan kesepakatan kerja sama di bidang media, hubungan masyarakat, serta komunikasi, budaya, dan manajemen bencana.

Selama kunjungannya pada bulan Februari, Erdogan menghadiahkan Prabowo Togg, mobil listrik buatan dalam negeri Turki.

Dalam kunjungan tersebut, Baykar, produsen pesawat nirawak Turki yang diakui secara global, juga menandatangani perjanjian usaha patungan dengan perusahaan pertahanan Indonesia Republikorp untuk mendirikan fasilitas manufaktur kendaraan udara nirawak di negara ini.

Kolaborasi ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan manufaktur Indonesia dan mencakup produksi bersama pesawat nirawak andalan Bayraktar TB3 dan Akinci, yang akan diekspor Baykar ke Indonesia.

Kedua negara menandatangani perjanjian kerja sama pertahanan pada tahun 2010, di mana produsen senjata milik negara Indonesia Pindad dan FNSS Turki bersama-sama mengembangkan model baru tank medium.

Pada tahun 2023, mereka menyepakati rencana aksi untuk latihan militer bersama dan kerja sama industri pertahanan. Pada tahun yang sama, Indonesia membeli 12 pesawat nirawak Turki senilai sekitar USD300 juta dalam upaya untuk meningkatkan kemampuan militernya yang sudah tua.
(mas)
Baca Berita
Dengarkan Selanjutnya :
Gempa Dahsyat M7,3 Guncang...
Gempa Dahsyat M7,3 Guncang Argentina, BMKG: Tak Mempengaruhi Kegempaan di Indonesia
Alasan Vietnam Lebih...
Alasan Vietnam Lebih Menarik Buat Investasi, Indonesia Banyak Preman
5 Negara yang Menolak...
5 Negara yang Menolak Membantu Padamkan Kebakaran Israel
Indonesia Lihatlah!...
Indonesia Lihatlah! Gubernur Kalimantan Utara Malu Kebutuhan Pokok Rakyat Bergantung pada Malaysia
Hari Ini! Berikut Jadwal...
Hari Ini! Berikut Jadwal Indonesia vs Denmark di Piala Sudirman 2025