floating-Ukraina Mengarak 2 Tawanan...
Ukraina Mengarak 2 Tawanan Perang China Pendukung Rusia, Ini Respons Beijing
Ukraina Mengarak 2 Tawanan...
Ukraina Mengarak 2 Tawanan Perang China Pendukung Rusia, Ini Respons Beijing
Kamis, 17 April 2025 - 07:20 WIB
KYIV - Ukraina mengarak dua tawanan perang China yang ditangkap di Donetsk timur setelah penyangkalan Beijing.

Dengan berkurangnya dukungan dari Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump dan Rusia meningkatkan serangannya dengan dukungan China secara diam-diam, pilihan bagi Kyiv pun semakin menipis.

Setelah penyangkalan langsung China terhadap warganya yang berperang mendukung Rusia, Ukraina memutuskan untuk mengambil beberapa tindakan drastis.

Dengan persetujuan Presiden Volodymyr Zelensky, militer Ukraina memutuskan untuk memamerkan warga negara China yang ditangkap sebagai tawanan perang atau PoW dalam konflik yang telah berlangsung bertahun-tahun di Ukraina.

Baca Juga: Tentara China Ikut Perang Sokong Rusia Melawan Ukraina, AS Cemas

Mengungkapkan identitas tawanan perang dan memamerkannya di depan wartawan dan kamera media dianggap sebagai pelanggaran hukum humaniter internasional. Namun Kyiv tetap memutuskan untuk melakukannya—hanya untuk membuktikan bahwa Beijing salah.

Minggu lalu, Presiden Zelensky mengatakan bahwa ada 155 warga negara China yang berperang melawan Kyiv di wilayah Ukraina.

Dia menegaskan bahwa Rusia telah menyeret China ke dalam perang dan mengecam Beijing karena diam-diam membiarkan warganya direkrut oleh tentara Moskow, yang kemudian memberi mereka pelatihan tempur.

Dia juga mengatakan bahwa Kyiv memiliki rincian sedikitnya 155 warga negara China yang saat ini bertempur dalam perang tersebut dan dua di antaranya bahkan ditangkap di Donetsk timur—sebuah klaim yang dibantah Beijing.

Reaksi China Malu



Dalam respons-nya kepada Presiden Zelensky, Kementerian Luar Negeri China mengatakan, "Kami ingin menegaskan kembali bahwa China bukanlah pemrakarsa krisis Ukraina, dan China juga bukan pihak yang berpartisipasi."

"Kami mendesak pihak-pihak terkait untuk memahami dengan benar dan bijaksana peran China dan tidak mengeluarkan pernyataan yang tidak bertanggung jawab," lanjut kementerian tersebut, seperti dikutip NDTV, Kamis (17/4/2025).

Dengan Washington yang juga sangat mengurangi dukungannya, Kyiv tidak punya pilihan lain selain melanggar beberapa aturan untuk membuat Beijing malu atas penyangkalannya.

Maka, dengan risiko merusak reputasinya, Kyiv memamerkan warga negara China yang ditangkap di hadapan pers.

Menurut Komite Internasional Palang Merah, perlindungan tawanan perang termasuk melindungi mereka dari media.

Dua tawanan perang China yang ditangkap berbicara kepada media, menjawab pertanyaan dalam bahasa Mandarin

Meskipun China selalu mengeklaim netral dalam perang Rusia-Ukraina, Beijing, sejak awal, telah menyediakan jalur ekonomi dan diplomatik bagi Moskow.

Dengan warga negaranya yang sekarang diketahui berpartisipasi dalam perang mendukung pasukan Rusia, tindakan Beijing diawasi dengan sangat ketat oleh Kyiv.

Pengungkapan Besar



Menurut laporan CNN, yang mendapatkan akses media ke tawanan perang China, para tawanan dibawa ke ruang jumpa pers dengan mengenakan seragam tempur.

Mereka diberi kesempatan untuk berinteraksi dengan pers, yang juga memberi mereka kesempatan untuk berbicara tentang cobaan berat mereka.

Seorang penerjemah berdiri di samping mereka yang menerjemahkan pertanyaan yang diajukan kepada para tawanan perang, yang kemudian menjawab dalam bahasa Mandarin.

Sepanjang jumpa pers, para tawanan perang diawasi oleh personel keamanan Ukraina yang bersenjata.

Orang-orang itu—yang CNN putuskan untuk tidak menyebutkan nama, atau mengidentifikasi dengan cara apa pun—menceritakan bagaimana insentif finansial memainkan peran penting dalam keputusan mereka.

Salah satu dari mereka mengatakan bahwa dia telah mencari cara untuk mendapatkan uang setelah kehilangan pekerjaannya selama pandemi Covid-19.

"Prospek mendapatkan 250.000 rubel (sekitar USD3.000) per bulan di Rusia lebih dari dua kali lipat dari apa yang dapat dia harapkan untuk diperoleh di negaranya sendiri," demikian laporan CNN.

Ukraina juga merilis dokumen dan paspor kedua tawanan perang tersebut, yang membuktikan identitas mereka sebagai warga negara China.

Dia melanjutkan dengan mengatakan bahwa dia telah menjalani pelatihan rehabilitasi medis sebelumnya—sesuatu yang ingin dia lakukan di militer Rusia.

Namun, ketika dia tiba di Moskow, dia menjalani pelatihan tempur wajib dan ditugaskan untuk bertempur.

Kedua tawanan perang tersebut mengatakan bahwa mereka memiliki masalah bahasa dan dokumen yang diberikan kepada mereka semuanya berbahasa Rusia, yang tidak dipahami oleh keduanya.

Salah satu dari mereka mengatakan bahwa dia hanya dapat berkomunikasi dengan rekan-rekannya melalui isyarat tangan.

CNN selanjutnya melaporkan bahwa mereka telah melihat kontrak militer Rusia yang ditandatangani oleh petempur China lainnya— yang tidak hadir pada jumpa pers—yang memberikan kemungkinan indikasi tentang apa yang telah disetujui oleh kedua tawanan perang tersebut. Kontrak tersebut diperlihatkan kepada CNN oleh sumber intelijen Ukraina.

Kontrak tersebut, antara lain, melibatkan relawan terlatih untuk "berpartisipasi dalam pertempuran, memenuhi tugas selama periode mobilisasi, keadaan darurat, dan darurat militer", serta mengambil bagian dalam "aktivitas untuk menjaga dan memulihkan perdamaian dan keamanan internasional" dan menghentikan "aktivitas teroris internasional di luar wilayah Federasi Rusia."

Beijing Menyadari Apa yang Terjadi



Dengan warga negara China yang kini dipastikan bertempur di Ukraina, perhatian difokuskan pada bagaimana mereka direkrut dan seberapa besar peran aktif pemerintah China di dalamnya.

Ketika Presiden Zelensky ditanya apakah menurutnya kehadiran warga negara China di Ukraina merupakan hasil dari kebijakan resmi Beijing, dia berkata, "Saya belum punya jawaban untuk pertanyaan ini. Dinas Keamanan Ukraina akan menanganinya."

Namun, dia menambahkan bahwa Kyiv punya alasan untuk percaya bahwa "Beijing menyadari apa yang sedang terjadi."

Dengan memamerkan tawanan perang China di depan media, Zelensky juga bertujuan memberi Kyiv kesempatan dengan menarik perhatian Donald Trump.

Pemerintahan Trump saat ini tengah terlibat perang dagang dengan China dan Washington sangat berfokus pada Beijing—yang digambarkannya sebagai "musuh global utamanya".

Dengan memperkuat apa pun yang menunjukkan dukungan Beijing kepada Moskow lebih dari sekadar sifat diplomatik atau ekonomi, Ukraina memiliki peluang untuk menarik perhatian Washington sekaligus meningkatkan daya tarik Eropa bagi Kyiv.
(mas)
Baca Berita
Dengarkan Selanjutnya :
Aktivitas Sektor Jasa...
Aktivitas Sektor Jasa China Menurun di Tengah Tekanan Tarif AS
Xi Jinping Tegaskan...
Xi Jinping Tegaskan Rusia dan China akan Lawan Paksaan di Panggung Dunia
Cadangan Emas China...
Cadangan Emas China Terus Bertambah, 6 Bulan Terakhir Naik 30 Ton
Negara NATO Ini Gagal...
Negara NATO Ini Gagal Penuhi Janji Pasok Jet Tempur F-16 ke Ukraina
Trump Bantah Ngajak...
Trump Bantah Ngajak Baikan dengan China, Tarif Tetap Digenjot 145%