GAZA - Sebuah jet tempur
Zionis Israel yang sedang dalam perjalanan untuk mengebom Gaza secara tidak sengaja menjatuhkan bomnya di area permukiman Israel yang berbatasan dengan daerah kantong Palestina tersebut.
Militer Israel pada Rabu mengakui insiden blunder itu terjadi pada Selasa lalu.
Menurut militer Israel, insiden itu terjadi karena "kerusakan teknis". Mereka mengatakan tidak ada korban cedera, korban jiwa atau kerusakan atas jatuhnya bom tersebut, sembari membuka penyelidikan.
Baca Juga: Jenderal Tertinggi Israel Sebut Menaklukkan Gaza Adalah Fantasi, Ini Alasannya "Beberapa saat yang lalu, amunisi yang dijatuhkan dari jet tempur selama serangan di Jalur Gaza jatuh di area terbuka di daerah Kibbutz Nir Yitzhak sebagai akibat dari kerusakan teknis," kata seorang juru bicara militer Israel, seperti dikutip dari
The New Arab, Kamis (17/4/2025).
Bom, yang meledak saat terjadi benturan, jatuh di sisi barat kibbutz.
Warga permukiman Zionis mengatakan kepada harian Yedioth Ahronoth bahwa mereka mendengar ledakan, tetapi tidak melihat sesuatu yang berbeda, mengira itu dari peluncuran misil pencegat
Iron Dome, karena terbiasa mendengar ledakan saat Israel melanjutkan operasinya di Jalur Gaza.
Otoritas Kibbutz Nir Yitzhak mengatakan bahwa mereka berhubungan terus-menerus dengan pejabat militer dan mengharapkan penyelidikan menyeluruh atas keadaan insiden tersebut.
Pasukan Israel juga secara tidak sengaja menjatuhkan bom seberat setengah ton di dekat permukiman perbatasan Moshav Yated pada bulan Mei, yang pada saat itu digambarkan sebagai peristiwa yang "luar biasa, langka, dan berbahaya".
Pada bulan Juni, sebuah peluru tank, yang bertujuan untuk menghantam Gaza, melenceng dari jalurnya dan mendarat di wilayah Israel di dekat pagar perbatasan.
Tentara Israel telah dituduh menerapkan "perintah Hannibal" di masa lalu, sebuah protokol militer di mana tentara Israel akan membunuh sandera dan penculiknya untuk mencegah musuh dapat menggunakan mereka sebagai alat tawar-menawar.
Dokumen yang diperoleh surat kabar
Haaretz menemukan bahwa perintah tersebut digunakan selama serangan 7 Oktober 2023 untuk mencegah tentara Israel ditawan.
Ini termasuk penargetan Kibbutz Be'eri, di mana 13 dari 14 tawanan Israel yang ditawan oleh milisi Hamas tewas selama operasi militer Israel.
Meskipun militer telah mengakui melaksanakan "perintah Hannibal" di masa lalu, mereka menolak mengatakan apakah perintah itu diperintahkan selama serangan Hamas pada 7 Oktober 2023.
(mas)