ANKARA - Mossad, badan intelijen luar negeri Israel, dikenal sebagai salah satu agen rahasia paling efektif dan tertutup di dunia.
Namun, meskipun reputasinya yang tangguh, beberapa operasinya telah gagal, dan sejumlah agennya tertangkap oleh otoritas asing.
Berikut adalah beberapa kasus terkenal penangkapan agen Mossad yang mengungkap sisi lain dari dunia spionase internasional.
1. Penangkapan 15 Agen Mossad di Turki (2021)
Pada Oktober 2021, otoritas Turki mengumumkan penangkapan 15 individu yang diduga merupakan agen Mossad.
Mereka dituduh melakukan operasi spionase terhadap warga negara asing, khususnya warga Palestina, di wilayah Turki.
Operasi ini melibatkan pemantauan, pengumpulan informasi, dan pelaporan aktivitas target kepada Mossad.
Penangkapan ini menjadi pukulan besar bagi Mossad, mengingat Turki adalah negara yang memiliki hubungan diplomatik kompleks dengan Israel.
2. Penangkapan Agen Mossad di Gaza (2022)
Pada Januari 2022, otoritas keamanan di Jalur Gaza mengumumkan penangkapan seorang agen Mossad yang diduga terlibat dalam pembunuhan ilmuwan Palestina di Kuala Lumpur, Malaysia.
Agen tersebut dilaporkan memasuki Gaza tanpa sepengetahuan atasannya dan kemudian menghubungi Mossad untuk meminta bantuan keuangan.
Namun, permintaan tersebut dianggap mencurigakan, dan agen tersebut akhirnya ditangkap oleh otoritas setempat.
Kasus ini menunjukkan risiko tinggi yang dihadapi agen intelijen dalam menjalankan operasi di wilayah musuh.
3. Penangkapan Sylvia Raphael di Norwegia (1973)
Sylvia Raphael, seorang agen Mossad asal Afrika Selatan, terlibat dalam operasi "Wrath of God" yang bertujuan membalas serangan terhadap atlet Israel di Olimpiade Munich 1972.
Namun, pada 1973, Raphael ditangkap di Norwegia setelah terlibat dalam pembunuhan salah sasaran terhadap seorang warga Maroko yang dikira sebagai anggota kelompok yang bertanggung jawab atas serangan Munich.
Dia dijatuhi hukuman penjara selama lima setengah tahun, tetapi dibebaskan setelah menjalani 15 bulan dan dideportasi dari Norwegia.
4. Penangkapan Azzam Azzam di Mesir (1997)
Azzam Azzam, seorang warga Israel keturunan Druze, ditangkap di Mesir pada 1997 atas tuduhan melakukan spionase untuk Mossad.
Dia dituduh mengirimkan informasi industri Mesir kepada Israel. Azzam dijatuhi hukuman 15 tahun penjara dengan kerja paksa.
Namun, dia dibebaskan pada 2004 sebagai bagian dari pertukaran tahanan antara Israel dan Mesir. Kasus ini menyoroti ketegangan antara kedua negara meskipun adanya perjanjian damai.
5. Penangkapan Shimon Levinson di Israel (1991)
Shimon Levinson adalah seorang perwira intelijen senior Israel yang pernah bekerja untuk Mossad. Pada 1991, dia ditangkap atas tuduhan menjadi mata-mata untuk Uni Soviet.
Levinson mengaku telah memberikan informasi rahasia kepada KGB selama beberapa tahun. Dia dijatuhi hukuman 12 tahun penjara, tetapi dibebaskan setelah menjalani tujuh tahun.
Kasus ini merupakan salah satu contoh pengkhianatan tingkat tinggi dalam sejarah intelijen Israel.
6. Penangkapan Mordechai Vanunu di Italia (1986)
Mordechai Vanunu adalah mantan teknisi nuklir Israel yang membocorkan informasi rahasia tentang program nuklir Israel kepada media Inggris.
Setelah pengungkapan tersebut, Mossad melancarkan operasi untuk menangkapnya. Vanunu dijebak oleh agen Mossad yang menyamar sebagai jurnalis dan dibawa ke Italia, di mana dia diculik dan dibawa kembali ke Israel.
Dia dijatuhi hukuman 18 tahun penjara, sebagian besar dijalani dalam isolasi. Kasus ini menimbulkan kontroversi internasional mengenai kebebasan pers dan hak asasi manusia.
7. Penangkapan Agen Mossad di Iran (2023)
Pada 2023, otoritas Iran mengumumkan penangkapan seorang individu yang diduga sebagai agen Mossad.
Agen tersebut dituduh mencoba menyusup ke dalam sistem politik Iran dan mengumpulkan informasi rahasia.
Penangkapan ini menunjukkan bahwa Mossad terus menjalankan operasi intelijen di wilayah yang sangat berisiko tinggi.
8. Penangkapan Mantan Anggota Hizbullah di Lebanon (2023)
Pada Januari 2023, seorang mantan anggota Hizbullah ditangkap di Lebanon atas tuduhan menjadi mata-mata untuk Mossad.
Menurut laporan, individu tersebut direkrut oleh Mossad melalui pemerasan dengan ancaman menyebarkan rekaman pribadi.
Dia kemudian mencoba kembali ke Hizbullah tetapi gagal dan akhirnya ditangkap. Kasus ini menyoroti metode rekrutmen kontroversial yang digunakan dalam dunia spionase.
Penangkapan agen-agen Mossad ini mengungkap sisi lain dari operasi intelijen yang sering kali tersembunyi dari publik.
Meskipun Mossad dikenal karena keberhasilan operasinya, kasus-kasus ini menunjukkan bahwa bahkan agen terbaik pun tidak kebal terhadap kegagalan dan risiko penangkapan.
Dunia spionase tetap menjadi arena yang penuh bahaya dan ketidakpastian.
Baca juga: Trump Cabut Visa Lebih dari 1.000 Mahasiswa Asing di AS, Apa Alasannya? (sya)