floating-Hamas Siap Bebaskan...
Hamas Siap Bebaskan Semua Tawanan di Gaza jika Israel Setuju Akhiri Perang
Hamas Siap Bebaskan...
Hamas Siap Bebaskan Semua Tawanan di Gaza jika Israel Setuju Akhiri Perang
Sabtu, 19 April 2025 - 06:50 WIB
GAZA - Kepala biro politik Hamas, Khalil al-Hayya, mengatakan semua tawanan yang tersisa akan dibebaskan dari Gaza jika Israel mengakhiri perangnya di daerah kantong itu.

Dia menjelaskan, “Hamas siap untuk negosiasi paket komprehensif, termasuk pembebasan semua tawanan Israel dengan imbalan sejumlah tahanan Palestina yang disepakati, penarikan penuh tentara pendudukan dari Jalur Gaza, memulai rekonstruksi, dan pencabutan pengepungan."

"Pimpinan Hamas dan faksi-faksi perlawanan ingin menghentikan agresi biadab dan perang genosida," tegas dia.

Dia mencatat Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu-lah yang mengingkari perjanjian gencatan senjata yang dimulai pada 19 Januari dan berlangsung selama enam pekan.

Kesepakatan itu dimaksudkan memiliki tiga fase, tetapi ketika tiba saatnya bagi Israel untuk menarik diri sepenuhnya dari Gaza pada fase kedua, Israel kembali memberlakukan pengepungan total terhadap semua barang, makanan, dan bantuan yang masuk ke Jalur Gaza.

Pada tanggal 15 Maret, Netanyahu telah memulai kembali perang skala penuh di Gaza.

Sejauh ini, lebih dari 51.000 warga Palestina telah tewas selama satu setengah tahun terakhir, menurut pejabat kesehatan setempat.

Hayya mengatakan, “Mediator Mesir dan Qatar kembali berkomunikasi dengan kami untuk menemukan jalan keluar dari krisis yang diciptakan Netanyahu dan pemerintahannya, dan kami menyetujui usulan mereka pada akhir Ramadan, meskipun kami yakin Netanyahu bersikeras melanjutkan perang dan agresi untuk melindungi masa depan politiknya.”

Bulan suci berakhir pada tanggal 30 Maret, setelah itu Israel mengajukan usulan balasan yang menurut Hayya mengandung “syarat yang mustahil”, menuntut Hamas melucuti senjatanya.

“Ini adalah hak alami rakyat kami, untuk melawan pendudukan,” papar dia.

Dia menegaskan, Hamas, tidak akan menjadi “bagian dari kebijakan Netanyahu tentang perjanjian parsial” karena kelompok itu mengupayakan akhir perang secara permanen, bukan gencatan senjata sementara.

Kesepakatan



Dalam konteks itu, tawaran "paket komprehensif" Hamas juga mencakup pembicaraan menuju penghitungan penuh oleh Israel atas semua tahanan Palestina, baik dari Tepi Barat yang diduduki maupun Gaza, sebagai ganti daftar tawanan Israel yang masih berada di Gaza.

Nama-nama tersebut kemudian akan diusulkan untuk pertukaran.

Perwakilan senior dari Hamas hampir mencapai kesepakatan independen langsung dengan AS mengenai pertukaran tawanan bulan lalu, ketika atas perintah Presiden Donald Trump, utusan sanderanya, Adam Boehler, pergi ke Doha untuk terlibat dalam pertemuan tatap muka yang belum pernah terjadi sebelumnya.

Washington menetapkan Hamas sebagai organisasi teroris pada tahun 1996.

Menurut sumber yang memberi pengarahan kepada The New York Times, pertemuan rahasia tersebut mengalami kemajuan hingga Israel mengetahuinya dan kemudian membocorkannya ke media.

Segalanya menjadi kacau dengan cepat.

Dalam pernyataannya pada hari Kamis, Hayya memuji komentar Boehler kepada Al Jazeera awal pekan ini, di mana ia berjanji perang Israel di Gaza akan berakhir "segera" jika semua tawanan di sana dibebaskan.

Namun Boehler juga menyerahkan sepenuhnya keputusannya kepada Hamas.

"Mereka dapat menghubungi kapan saja," ujar dia. "Hamas dapat mengakhiri ini."

Baca juga: Bangsa di Balik Jeruji Besi: Mengapa Israel Penjarakan 10.000 Warga Palestina?
(sya)
Baca Berita
Dengarkan Selanjutnya :
Penampakan Kapal Bantuan...
Penampakan Kapal Bantuan Gaza yang Dirudal Drone Israel Lalu Diselamatkan Malta
Yaman Serang Pangkalan...
Yaman Serang Pangkalan Udara Israel dengan Rudal Hipersonik, Kebakaran Berkobar di Tamra
Drone Israel Serang...
Drone Israel Serang Kapal Bantuan Gaza di Perairan Internasional
Media Israel Bongkar...
Media Israel Bongkar Kebohongan Netanyahu soal Penyebab Kebakaran di Yerusalem
Netanyahu Menggila,...
Netanyahu Menggila, akan Perluas Perang di Gaza