floating-Kata-kata Wasiat Paus...
Kata-kata Wasiat Paus Fransiskus tentang Gaza dan Genosida oleh Israel
Kata-kata Wasiat Paus...
Kata-kata Wasiat Paus Fransiskus tentang Gaza dan Genosida oleh Israel
Selasa, 22 April 2025 - 19:15 WIB
VATIKAN - Paus Fransiskus, yang meninggal pada usia 88 tahun, meninggalkan warisan yang ditandai seruannya yang teguh untuk perdamaian dan keadilan di Gaza, terus-menerus mendesak gencatan senjata, mengutuk kekerasan, dan mengadvokasi perlindungan warga sipil.

Pemimpin umat Katolik dunia itu meninggal pada Senin pagi (21/4/2025) pada usia 88 tahun. Dia adalah Jesuit pertama dan Paus asal Amerika Latin pertama.

Pada tahun-tahun terakhir kepausannya, ia secara konsisten berbicara tentang perang di Gaza, menyatakan keprihatinannya terhadap warga sipil dan menyerukan perdamaian dan akses kemanusiaan.

Sejak 9 Oktober 2023, Paus Fransiskus telah menghubungi Paroki Keluarga Kudus Gaza setiap malam, percakapan singkat pada pukul 7 malam, yang ditandai dengan pertanyaan-pertanyaan sederhana dan manusiawi, "Apa kabar?" "Apa yang Anda makan?"

Panggilan telepon malam hari ini, sebagaimana dilaporkan Vatican News, memberikan rasa keterhubungan dan kenyamanan yang vital bagi lebih dari 600 orang, baik Kristen maupun Muslim, yang berlindung di gereja dan sekolah paroki.

Dia selalu mengakhirinya dengan berkat, membuat tanda salib dan berkata, “Muchas gracias, grazie tante.”

Namun, belas kasih Paus melampaui sekadar tindakan pribadi. Sejak awal perang genosida oleh Israel di Gaza, ia terus meningkatkan kecamannya di depan publik.

Pada bulan Januari 2025, dia menyebut krisis kemanusiaan di Gaza “sangat serius dan memalukan” dan dengan tegas menyatakan, “Kami sama sekali tidak dapat menerima pemboman terhadap warga sipil … bahwa anak-anak mati kedinginan karena rumah sakit telah dihancurkan.”

Beberapa pekan sebelumnya, dia telah menyarankan agar masyarakat internasional bertanya apakah kampanye militer Israel merupakan genosida, pernyataan yang menuai kritik tajam dari pejabat Israel, yang menuduhnya sebagai antisemitisme.

Berikut ini adalah kronologi yang menyoroti pernyataan publik paling penting yang disampaikan Paus Fransiskus tentang Gaza:

Perang adalah Kekalahan



Pada tanggal 29 Oktober 2023, dalam pidato Angelusnya, Paus Fransiskus menyerukan gencatan senjata di Gaza.

Dia mendesak agar bantuan kemanusiaan diizinkan masuk ke Gaza dan agar semua tawanan dibebaskan.

Paus menekankan, “Perang selalu merupakan kekalahan! Setiap perang adalah kekalahan!”

Jalan Berani Menuju Perdamaian

Pada tanggal 3 Desember 2023, Paus Fransiskus menyampaikan kesedihan yang mendalam atas dimulainya kembali serangan Israel di Gaza setelah gencatan senjata sementara.

Paus memperingatkan berakhirnya jeda kemanusiaan membawa “kematian, kehancuran, kesengsaraan” yang baru.

Berbicara setelah doa Angelusnya pada hari Minggu, Paus Fransiskus mencatat situasi di Gaza terus memburuk. “Ada begitu banyak penderitaan di Gaza, ada kekurangan kebutuhan dasar,” papar dia.

Paus menyerukan gencatan senjata dan mendesak untuk “menemukan solusi selain senjata, mencoba mengambil jalan yang berani menuju perdamaian.”

Tolong Hentikan!



Pada tanggal 3 Maret 2024, Paus Fransiskus menegaskan kembali seruannya untuk “gencatan senjata segera di Gaza.”

“Setiap hari saya memikul dalam hati saya, dengan kesedihan, penderitaan rakyat di Palestina dan Israel karena permusuhan yang sedang berlangsung,” ujar Paus, seraya menambahkan, “Apakah Anda benar-benar berpikir Anda akan membangun dunia yang lebih baik dengan cara ini? Apakah Anda benar-benar berpikir Anda akan mencapai perdamaian? Cukup, tolong! Mari kita semua berkata: Hentikan! Tolong hentikan!”

Tidak Ada Perdamaian Tanpa Keadilan



Pada tanggal 3 April 2024, selama audiensi umum hari Rabu, Paus Fransiskus mengutuk pembunuhan pekerja bantuan di Gaza oleh Israel dan memperbarui seruannya untuk gencatan senjata segera.

Berbicara kepada 25.000 orang di Lapangan Santo Petrus, Paus menyatakan kesedihan atas kematian tujuh relawan World Central Kitchen, yang tewas oleh serangan Israel saat mengirimkan makanan di tempat yang telah ditetapkan sebagai “zona yang bebas konflik.”

“Saya menyampaikan penyesalan yang mendalam atas para relawan yang tewas saat mendistribusikan bantuan pangan di Gaza,” ungkap Paus.

Paus Fransiskus memusatkan pesannya pada keutamaan keadilan, dengan menyebutnya penting bagi perdamaian dan fondasi masyarakat yang diatur oleh hukum.

“Tanpa keadilan, tidak ada perdamaian. Sesungguhnya, jika keadilan tidak dihormati, konflik akan muncul. Tanpa keadilan, hukum yang berlaku bagi yang kuat atas yang lemah akan mengakar kuat,” tegas Paus.

Gencatan Senjata di Semua Lini



Pada tanggal 15 Agustus 2024, pada Hari Raya Maria Diangkat ke Surga, Paus Fransiskus mengecam krisis kemanusiaan yang parah di Gaza.

Paus menyerukan gencatan senjata di semua lini dan bantuan bagi penduduk Jalur Gaza yang kelelahan. Ia menegaskan kembali bahwa “perang adalah kekalahan.”

Investigasi terhadap Genosida



Dalam buku yang dirilis menjelang Tahun Yubelium 2025, Paus Fransiskus menyerukan investigasi terhadap genosida yang sedang berlangsung di Gaza, mendesak dunia tidak mengabaikan penderitaan rakyatnya.

“Saya terutama memikirkan mereka yang meninggalkan Gaza di tengah kelaparan yang melanda saudara-saudari Palestina mereka mengingat sulitnya mendapatkan makanan dan bantuan ke wilayah mereka,” tulis Paus.

Dia melangkah lebih jauh, dengan membunyikan peringatan tentang potensi keparahan situasi.

“Menurut beberapa ahli,” Paus Fransiskus mencatat, “Apa yang terjadi di Gaza memiliki karakteristik genosida. Hal itu harus diselidiki secara cermat untuk menentukan apakah hal itu sesuai dengan definisi teknis yang dirumuskan oleh para juri dan badan internasional.”

Adegan Kelahiran



Pada tanggal 8 Desember, Paus Fransiskus meresmikan adegan kelahiran tahunan Vatikan, yang menampilkan bayi Yesus yang dibungkus keffiyeh Palestina, menurut Vatican News.

Penambahan simbolis ini menggarisbawahi hubungan Keluarga Kudus dengan Betlehem dan berfungsi sebagai penghormatan terhadap perjuangan rakyat Palestina.

Dibuat oleh seniman Palestina dari Betlehem, adegan tersebut menyertakan Bintang Betlehem yang ditulis dalam bahasa Latin dan Arab dengan kata-kata, "Kemuliaan bagi Tuhan di tempat yang mahatinggi, dan damai di bumi, niat baik bagi semua orang."

Figur Keluarga Kudus diukir dari kayu zaitun, yang selanjutnya menghubungkan pajangan tersebut dengan tempat asalnya.

Ini Kekejaman, Bukan Perang



Pada tanggal 21 Desember 2024, Paus Fransiskus mengkritik pemboman anak-anak di Gaza, menggambarkannya sebagai tindakan "kekejaman."

Pernyataan tersebut menyusul laporan dari badan penyelamat Pertahanan Sipil Gaza bahwa serangan udara Israel di wilayah utara pada hari Jumat menewaskan 10 anggota keluarga, termasuk tujuh anak-anak.

“Kemarin mereka tidak mengizinkan Patriark (Yerusalem) masuk ke Gaza seperti yang dijanjikan. Kemarin, anak-anak dibom. Ini kekejaman, ini bukan perang,” tegas dia kepada anggota pemerintahan Takhta Suci, seraya menambahkan, “Saya ingin mengatakannya karena ini menyentuh hati saya.”

Akhiri Pengeboman Besar-besaran



Pada tanggal 23 Maret, dari jendela rumah sakit Gemelli di Roma, Paus Fransiskus tampil pertama kali di depan publik dalam lima pekan, menyapa lebih dari 3.000 simpatisan yang berkumpul dengan membawa bunga dan spanduk bertuliskan “selamat datang di rumah”.

Meskipun masih dalam tahap pemulihan, Paus menggunakan momen tersebut untuk menyerukan perdamaian, karena pesannya pada hari Minggu difokuskan pada perang genosida yang sedang berlangsung di Gaza.

Merenungkan hari itu, Paus menarik perhatian pada penderitaan di Palestina dan di zona konflik di seluruh dunia.

“Saya sedih dengan dimulainya kembali pemboman besar-besaran Israel di Jalur Gaza, yang menyebabkan banyak kematian dan cedera,” tulis dia.

Paus Fransiskus memperingatkan tentang krisis kemanusiaan yang “sangat serius” di Gaza dan mendesak masyarakat internasional bertindak cepat guna meringankan penderitaan.

Pesan Paskah



Hanya beberapa jam sebelum meninggal, pada hari Minggu Paskah, Paus Fransiskus menyampaikan pesan Urbi et Orbi—“kepada kota dan dunia”—yang berfokus pada Tanah Suci, yang ia gambarkan sebagai “terluka oleh konflik” dan dicengkeram oleh “ledakan kekerasan yang tak berkesudahan.”

Paus menyatakan solidaritas khusus dengan masyarakat Gaza dan komunitas Kristen di sana, di mana “konflik yang mengerikan terus menyebabkan kematian dan kehancuran serta menciptakan situasi kemanusiaan yang dramatis dan menyedihkan.”

“Saya mohon sekali lagi, untuk segera melakukan gencatan senjata di Jalur Gaza,” ungkap Paus.

Paus mendesak masyarakat internasional untuk mengambil tindakan dan “memberikan bantuan kepada masyarakat yang kelaparan yang mendambakan masa depan yang damai.”

Baca juga: Paus Fransiskus Wafat usai Sampaikan Pidato Terakhir Serukan Diakhirinya Perang di Gaza
(sya)
Baca Berita
Dengarkan Selanjutnya :
Kebakaran Hebat di Israel...
Kebakaran Hebat di Israel Tak Terkendali, Warga Zionis Panik Berlarian
Publik Arab Senang Israel...
Publik Arab Senang Israel Kebakaran Hebat: 'Semoga Tuhan Bakar Mereka seperti Mereka Bakar Gaza'
Mahathir Mohamad: Dunia...
Mahathir Mohamad: Dunia Tak Bisa Apa-apa karena Pendukung Genosida Israel Adalah Amerika yang Hebat
Bergaji Rp531 Juta per...
Bergaji Rp531 Juta per Bulan, tapi Kenapa Paus Fransiskus Tak pernah Mengambilnya?
Trump Ingin Jadi Paus...
Trump Ingin Jadi Paus Berikutnya, Gantikan Fransiskus Pimpin Gereja Katolik