floating-Sahroni Sudah Lihat...
Sahroni Sudah Lihat Serangan ke Kejagung Sejak Buka Kasus-kasus Besar
Sahroni Sudah Lihat...
Sahroni Sudah Lihat Serangan ke Kejagung Sejak Buka Kasus-kasus Besar
Selasa, 22 April 2025 - 23:54 WIB
JAKARTA - Wakil Ketua Komisi III DPR Ahmad Sahroni sudah melihat serangan mengarah ke Kejaksaan Agung (Kejagung) sejak Korps Adhyaksa itu membuka kasus-kasus besar. Politikus Partai Nasdem ini mengecam keras dugaan upaya sistematis untuk menjatuhkan lembaga penegak hukum yang dipimpin oleh Sanitiar (ST) Burhanuddin itu.

“Saya minta kepolisian menangkap semua pihak yang diduga ingin menghancurkan Kejagung. Kan sebenarnya ini sudah kelihatan sejak Kejagung buka kasus-kasus besar, mulai muncul serangan yang mengarah ke Kejaksaan Agung mulai dari lembaga hingga perseorangan,” kata Sahroni dalam keterangannya, Selasa (22/4/2025).

“Secara kasat mata kita bisa lihat bagaimana upaya perlawanan balik ini muncul dari mereka yang berperkara. Nah apalagi setelah terungkapnya kasus Jak TV ini, jelas ada penyerangan secara terstruktur terhadap institusi Kejagung,” sambung Sahroni.

Baca juga: Dewan Pers Tak Ingin Cawe-cawe soal Direktur JakTV Dijerat Kejagung

Legislator dari Daerah Pemilihan (Dapil) DKI Jakarta III ini mengaku tak pernah bisa membayangkan sebelumnya mengenai proses hukum yang tengah berjalan di Kejagung terhadap Direktur Pemberitaan JakTV Tian Bahtiar (TB). Dia pun meminta semua pelaku yang terlibat mendapat hukuman setimpal atas perbuatannya, tanpa dilindungi oleh Undang-Undang (UU) keprofesian.

“Saya harap tidak ada lembaga keprofesian yang berusaha melindungi pelaku. Karena saya rasa ini bukan ranah pers lagi, tidak bisa berlindung di balik UU Pers,” imbuhnya.

Menurut Sahroni, hal tersebut tindakan kriminal yang justru merusak muruah pers. "Sengaja mendapat order untuk melakukan fitnah dan penggiringan opini negatif,” pungkasnya.

Baca juga: Kejagung Tetapkan 3 Tersangka Kasus Penanganan Perkara PN Jakpus, Ini Peran Masing-masing

Diberitakan sebelumnya, Ketua Dewan Pers Ninik Rahayu menegaskan, pihaknya tidak akan ikut campur dalam proses hukum yang tengah berjalan di Kejaksaan Agung (Kejagung) terhadap Direktur Pemberitaan JakTV Tian Bahtiar (TB). TB ditetapkan sebagai tersangka kasus perintangan penyidikan.

"Dewan Pers tentu tidak ingin menjadi lembaga yang cawe-cawe terhadap proses hukum," kata Ninik usai melakukan pertemuan dengan Kepala Pusat Penerangan Hukum (Kapuspenkum) Kejagung Harli Siregar di Gedung Kejagung, Jakarta, Selasa (22/4/2025).

Namun, kata Ninik, terkait apakah sebuah karya pemberitaan masuk kategori karya jurnalistik atau bukan, itu merupakan kewenangan etik. "Dan yang melakukan penilaian adalah Dewan Pers, sebagaimana yang ditunjuk di dalam Undang-Undang 40 Tahun 1999," katanya.

Baca juga: Praktisi Hukum: Marcella Santoso dan Ary Bakri Mencederai Profesi Advokat

Sehingga, kata dia, pihaknya akan fokus pada masalah karya jurnalistiknya, apakah sesuai dengan kode etik yang berlaku atau tidak. Kemudian, soal penegakan hukum terhadap TB yang merupakan insan pers akan tetap menjadi ranah Kejagung.

"Dewan Pers sepakat untuk saling menghormati proses yang sedang dijalankan dan masing-masing menjalankan tugasnya, sebagaimana mandat yang diberikan oleh Undang-Undang kepada kami," katanya.

Diketahui, Jampidsus Kejaksaan Agung (Kejagung) menetapkan 3 orang tersangka dalam kasus penanganan perkara di Pengadilan Negeri (PN) Jakarta Pusat. Ketiganya berinisial MS dan JS selaku advokat, serta TB selaku Direktur Pemberitaan JakTV.

"Berdasarkan hasil pemeriksaan dikaitkan alat bukti lain yang diperoleh penyidik selama melakukan penyidikan hari ini terhadap beberapa saksi. Penyidik pada Jampidsus Kejagung mendapatkan alat bukti yang cukup tuk menetapkan 3 orang tersangka," ujar Direktur Penyidikan Jaksa Agung Muda Bidang Tindak Pidana Khusus (Dirdik Jampidsus) Kejagung, Abdul Qohar pada wartawan, Selasa (22/4/2025).

Dia mengungkapkan, pada Senin (21/4/2025) dalam penanganan tindak pidana korupsi, suap, dan atau gratifikasi terkait penanganan perkara di PN Jakpus, berdasarkan surat perintah penyidikan nomor prin 23 tanggal 11 April 2025 dalam perkara a quo, penyidik melakukan penyitaan di beberapa tempat yang pada siang tadi dilakukan penggeledahan.

Dalam penggeledahan itu, kata dia, penyidik telah menyita dokumen BBE, baik berupa hanpdhone maupun laptop yang diduga sebagai alat yang digunakan untuk melakukan kejahatan. Penyidik juga telah menetapkan 3 orang sebagai tersangka dalam kasus ini.

"Pertama, tersangka MS selaku advokat dengan surat penetapan tersangka nomor 21 tanggal 21 April 2025. Kedua, tersangka JS selaku dosen dan advokat berdasarkan penetapan tersangka nomor 29 tanggal 21 April 2025. Ketiga, tersangka TB selaku Direktur Pemberitaan Jak TV berdasarkan surat penetapan tersangka nomor 30 tanggal 21 April 2025," beber Abdul Qohar.
(rca)
Baca Berita
Dengarkan Selanjutnya :
Kejagung Pamerkan Uang...
Kejagung Pamerkan Uang Sitaan Rp479 Miliar terkait Kasus TPPU Duta Palma
Pentolan Buzzer yang...
Pentolan Buzzer yang Bantu Rintangi Penyidikan Sejumlah Perkara Korupsi Dibayar Hampir Rp1 Miliar
Kejagung Tetapkan Ketua...
Kejagung Tetapkan Ketua Cyber Army Tersangka Perintangan Kasus Korupsi
Kejagung Tetapkan 3...
Kejagung Tetapkan 3 Tersangka Kasus Korupsi Proyek Satelit di Kemhan
Zarof Ricar Tersangka...
Zarof Ricar Tersangka Pencucian Uang, Langkah Progresif sebelum Adanya UU Perampasan Aset